Antisipasi Krisis Pangan, Masyarakat Diminta Makan Singkong

Reporter

Editor

Selasa, 11 Januari 2011 18:40 WIB

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO Interaktif, Garut - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta masyarakatnya untuk membudayakan makan singkong sebagai konsumsi sehari-hari. Hal itu sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan. “Dalam konteks ketahanan pangan singkong bisa menjadi penyelesaian bagi kita semuanya,” ujarnya di Kabupaten Garut, Selasa (11/1).

Menurut dia, Indonesia merupakan bansa terbanyak dalam mengkonsumsi nasi di dunia. Setiap orang dalam satu tahun menghabiskan nasi sebanyak 130 kilogram. Sementara negara lainnya seperti Cina 50 kilogram, Jepang 60 kilogram, Thailand 80 kilogram dan Malaysia menghabiskan sebanyak 90 kilogram setiap orangnya dalam satu tahun.

Sementara untuk masyarakat Jawa Barat yang berjumlah 43 juta jiwa, konsumsi nasi seharinya setara dengan panen padi seluas 3.000 hektare. Karena itu, bila kondisi ini dibiarkan tidak menutup kemungkinan kecukupan beras akan mengalami penurunan.

Apalagi di sejumlah negara seperti Thailand, telah mengeluarkan kebijakan tidak akan mengekspor berasnya ke luar negeri. “Kita harus melakukan kemandirian pangan, yang paling mudah dengan singkong,” ujarnya. “Sekarang tinggal masalah perasaan. Apakah sudah makan singkong sudah merasa makan atau belum”.

Heryawan menambahkan, mengkonsumsi nasi terlalu banyak dapat berdampak negatif bagi tubuh. Salah satunya, orang akan cepat ngantuk dan tidak dapat beraktivitas banyak. Kondisi ini akan berdampak buruk terhadap pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Tatang Hidayat, menyatakan kandungan karbohidrat singkong cukup tinggi hampir melebihi kandungan padi. Namun bila dilihat dari sisi ekonomi, tanaman padi lebih menguntungkan petani. Dalam satu tahun petani bisa melakukan panen sampai tiga kali sementara untuk singkong hanya satu kali saja.

Harga jual padi juga lebih tinggi dibandingkan dengan singkong. Satu kilogram harga gabah kering Rp4.000, sedangkan untuk singkong setiap kilogramnya hanya Rp400. Namun bila dilihat dari produksi, dalam satu hektare singkong dapat menghasilkan 22 ton sedangkan padi hanya 6 ton. “Petani akan lebih memilih padi karena menguntungkan,” ujarnya.

Dia menambahkan, luas lahan singkong di wilayahnya mencapai 21 ribu hektare dengan jumlah produksi sekitar 531.633 ton setiap tahunnya, sedangkan padi seluas 130 hektare dengan menghasilkan 804 ribu ton gabah kering giling.

Sigit Zulmunir

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

15 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

20 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

22 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

27 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

27 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

31 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

33 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

39 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

40 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya