TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengungkapkan bahwa satu dari tiga desa di Indonesia rawan bencana. "Untuk tahun ini kita masih harus terus mewaspadai bencana-bencana yang masih akan terus datang," katanya di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat di Jakarta, Selasa 4 Januari 2011.
Syamsul mengungkapkan, dari Data BNPB mengenai resiko tinggi bencana Indonesia secara geografis memang berada di wilayah yang rentan dari bencana alam. "Untuk Gempa 184 kabupaten/kota yang rawan, tsunami 150 kabupaten/kota, gunung meletus di 78 kabupaten/kota, banjir 176 kabupaten/kota, kekeringan di 153 kabupaten/kota," katanya.
Dalam perihal penanganan bencana, BNPB memiliki dana hampir sebesar Rp 800 miliar. Dana tersebut juga sudah termasuk dana hibah dari luar negeri.
Sedangkan untuk wasior saja, ungkap Syamsul, dibutuhkan setidaknya Rp 1 triliun untuk tahap rekonstruksi dan rehabilitasi. Sementara itu Merapi membutuhkan dana yang lebih besar yakni Rp 4,4 triliun. "Dan itu masih bergerak terus," katanya.
Namun kekurangan yang dimiliki oleh BNPB tertutupi oleh adanya anggaran masing-masing daerah yang mengalami bencana. Pemerintah pusat, lanjutnya, juga memberikan dana segar dalam menanggulangi bencana itu. "Juga ada dari kementerian lainnya yang terkait seperti Kemenkes untuk bantuan kesehatannya," ucap Syamsul.
RIRIN AGUSTIA
Syamsul mengungkapkan, dari Data BNPB mengenai resiko tinggi bencana Indonesia secara geografis memang berada di wilayah yang rentan dari bencana alam. "Untuk Gempa 184 kabupaten/kota yang rawan, tsunami 150 kabupaten/kota, gunung meletus di 78 kabupaten/kota, banjir 176 kabupaten/kota, kekeringan di 153 kabupaten/kota," katanya.
Dalam perihal penanganan bencana, BNPB memiliki dana hampir sebesar Rp 800 miliar. Dana tersebut juga sudah termasuk dana hibah dari luar negeri.
Sedangkan untuk wasior saja, ungkap Syamsul, dibutuhkan setidaknya Rp 1 triliun untuk tahap rekonstruksi dan rehabilitasi. Sementara itu Merapi membutuhkan dana yang lebih besar yakni Rp 4,4 triliun. "Dan itu masih bergerak terus," katanya.
Namun kekurangan yang dimiliki oleh BNPB tertutupi oleh adanya anggaran masing-masing daerah yang mengalami bencana. Pemerintah pusat, lanjutnya, juga memberikan dana segar dalam menanggulangi bencana itu. "Juga ada dari kementerian lainnya yang terkait seperti Kemenkes untuk bantuan kesehatannya," ucap Syamsul.
RIRIN AGUSTIA
