KIARA: Pemerintah Tak Berpihak kepada Nelayan  

Reporter

Editor

Selasa, 28 Desember 2010 10:15 WIB

TEMPO/Nita Dian
TEMPO Interaktif, Jakarta - Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menilai pemerintah tidak menunjukkan keberpihakannya kepada nelayan. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal KIARA, Riza Damanik, dalam catatan akhir tahun 2010 yang diterima Tempo, Selasa (28/12/2010).

Menurut Riza, ketidakberpihakan ini ditunjukkan dengan berkurangnya kepedulian negara terhadap keselamatan nelayan. Hingga September 2010, KIARA mencatat sedikitnya 68 nelayan dinyatakan hilang dan meninggal dunia di laut akibat cuaca ekstrem.

Hal ini diperparah dengan rusaknya ekosistem pesisir yang diperburuk oleh rendahnya kemauan politik pemerintah untuk menindak pelaku kejahatan kelautan. Akibatnya, kerusakan lingkungan hidup semakin parah dan penghasilan masyarakat kepulauan pun semakin terancam.

Kinerja pengawasan tindak pidana pencurian ikan dalam setahun terakhir juga dianggap tak memadai. KIARA menyebut salah satunya adalah dilepaskannya 7 pencuri ikan asal Malaysia setelah ditukar guling dengan 3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 13 Agustus 2010.

Hal lain yang dicatat KIARA adalah dialihkannya pos anggaran pengawasan perikanan KKP 2010 sebesar Rp 40 miliar ke perikanan budidaya serta adanya keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan yang mengalihkan secara bertahap peran pengawasan tindak pidana perikanan dari KKP.

Riza berpendapat, jika tidak ada perbaikan memadai, korban hilang dan meninggal di laut akibat cuaca ektsrem seperti tahun 2010 akan meningkat di tahun depan. Waktu melaut nelayan akan terus berkurang, bahkan dimungkinkan kurang dari 160 hari di tahun 2011.

Jumlah nelayan tradisional Indonesia juga berpeluang menyusut hingga kurang dari 2,7 juta jiwa pada tahun 2011 mendatang. Otomatis, pasokan ikan untuk konsumsi dalam negeri akan mengalami goncangan yang itu ditandai dengan terus membesarnya impor ikan segar dan olahan ke dalam negeri.

Menurut Riza, nelayan tradisional berkontribusi lebih dari 75 persen ikan untuk keperluan dalam negeri. Oleh karena itu, Ia mendesak pemerintah menunjukkan keberpihakan kepada nelayan. Antara lain dengan memberi modal usaha untuk produksi dan pengolahan, mengupayakan adanya asuransi iklim dan jiwa, memberikan subsidi BBM dan biaya produksi, memberikan insentif penjualan harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan, menghapus pungutan perikanan dan memberi jaminan penggantian kapal bila terjadi kerusakan.

Abdul Manan

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

8 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

11 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

11 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

16 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

22 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

25 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya