Penderita AIDS Sering Didiagnosa Gizi Buruk

Reporter

Editor

Rabu, 1 Desember 2010 15:15 WIB

TEMPO Interaktif, KEDIRI - Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mewaspadai balita dan ibu rumah tangga bertubuh kurus. Sebagian dari mereka diketahui terinfeksi virus HIV/AIDS, dan bukan penderita gizi buruk seperti yang diduga petugas kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Adi Laksono mengatakan hasil penelitian tim penanggulangan HIV/AIDS menyebutkan kelompok ibu rumah tangga berpotensi terserang penyakit mematikan ini. Dalam kurun waktu 2010, sedikitnya 16 ibu rumah tangga yang dinyatakan positif AIDS. “Ini cukup mengkhawatirkan,” kata Adi Laksono kepada Tempo, Rabu (1/11).

Ironisnya, keberadaan mereka baru terungkap setelah dalam kondisi parah. Secara klinis ibu-ibu ini biasanya mengalami diare berkepanjangan, batuk menahun, dan mengalami penurunan berat badan dalam waktu cepat. Setelah diperiksakan ke rumah sakit ternyata diketahui terinfeksi HIV/AIDS.

Kondisi ini pula yang menurut Adi Laksono sempat mengecoh petugas kesehatan saat memeriksa balita berbadan kurus. Setelah melihat kondisi fisiknya yang kurus, dengan cepat petugas mendiagnosa gizi buruk. Namun setelah diberi asupan nutrisi berupa Entrasol, kondisi balita tersebut tak kunjung mengalami perbaikan. “Ujung-ujungnya baru diketahui terinfeksi HIV,” ujarnya.

Setelah dilakukan penelusuran, petugas mengetahui kelompok ibu ini menjadi korban penularan suaminya. Rata-rata para penderita tak lagi memiliki suami. Suami mereka terlebih dulu meninggal dunia yang diduga akibat virus HIV/AIDS. Hal ini diketahui dari perilaku mereka yang kerap mengunjungi lokalisasi.

Menurut catatan Dinas Kesehatan setempat, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Kediri sejak tahun 1996 telah mencapai 211 orang, dan 56 di antaranya meninggal dunia. Saat ini Kabupaten Kediri menduduki peringkat ketujuh daerah dengan penularan HIV/AIDS tertinggi di Jawa Timur.

Untuk menekan angka tersebut, saat ini tengah dirancang peraturan daerah yang mengatur penggunaan kondom di lokalisasi. Nantinya semua pria hidung belang wajib menggunakan alat pengaman tersebut jika tidak ingin menerima sanksi. Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah menyediakan kondom gratis di outlet-outlet lokalisasi. Kalaupun ada yang dijual harganya cukup terjangkau yakni Rp 500 – 1.000 per biji.

Namun penggunaan kondom kerap menuai kendala dalam pelaksanaannya. Sejumlah pekerja seks komersial mengaku tidak bisa memaksa konsumennya mengenakan kondom. Sebab alat tersebut dianggap mengganggu kenyamanan saat berhubungan. “Saya ngikut saja dari pada tidak jadi transaksi,” tutur Rita, salah seorang pekerja seks di lokalisasi Dadapan, Kabupaten Kediri. HARI TRI WASONO.

Berita terkait

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

10 Desember 2023

Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan

Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.

Baca Selengkapnya

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

23 November 2023

Satu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV

Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

19 November 2023

Fakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV

Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.

Baca Selengkapnya

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

8 Maret 2023

AJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy

AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.

Baca Selengkapnya

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

2 Desember 2022

Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!

Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.

Baca Selengkapnya

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

18 November 2022

Rent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta

Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.

Baca Selengkapnya

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

25 September 2022

Romantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS

Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

30 Agustus 2022

Kasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun

Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.

Baca Selengkapnya

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

1 Desember 2021

World AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi

Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.

Baca Selengkapnya

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

7 September 2021

Kasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan

Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.

Baca Selengkapnya