Presiden Megawati: Pemerintah ini Keranjang Sampah

Reporter

Editor

Rabu, 23 Juli 2003 09:46 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Megawati Sukarnoputri mengatakan pemerintahan yang dipimpinnya sekarang dirasakan seperti keranjang sampah. Hal itu terjadi karena kebiasaan perilaku di kalangan birokrat sejak dulu yang malas mengecek kebenaran langsung dari lapangan. Birokrat seringkali hanya duduk di belakang meja menunggu laporan dan itu pun yang baik saja. “Saya jadi tertawa sendiri, sebab seringkali saat kunjungan ke daerah, protokol hanya menunjukkan yang baik-baik saja. Apa gunanya? Kan ke sana untuk mengetahui yang buruk, ini suatu proses sebagai keranjang sampah,” kata Mega di hadapan 920 birokrat se-Indonesia saat membuka Rapat Koordinasi Pendayagunaan Aparatur Negara Nasional (Rakorpannas) 2002 di Hotel Indonesia, Senin (10/2). Megawati juga mengakui, kritik selama ini kepada para birokrasi pemerintah harus diterima dengan lapang dada meski terkadang bernada mengolok-olok. Dia menyebutkan beberapa gambaran kritik, yaitu antara lain perangainya arogan, organisasinya tambun sehingga geraknya lamban, perilakunya korup serta profesionalisme dan produktivitasnya rendah. Karena itu, Mega meminta kepada lembaga pemerintahan brsedia melakukan audit internal terhadap lembaganya sendiri. Audit itu, lanjut dia, tidak semata pada anggaran, keuangan dan pengawasan, tetapi juga mengenai etika serta perilaku pegawainya. Jika hal itu dilaksanakan maka citra pemeritahan yang kuat dan bersih dapat diwujudkan. “Citra yang bersih dan kuat ini jangan hanya menjadi slogan. Apalagi pada kenyataannya dilupakan karena kesibukan dan tidak dibicarakan lagi sehingga diulangi lagi perbuatan tidak terpuji itu. Ingat, saya tidak mudah lupa,” kata Mega yang mengenakan baju stelan biru yang disambut tepuk tangan hadirin. Dalam kesempatan yang sama, Mega juga mengritik sikap pemerintah daerah yang sudah mulai menonjolkan rasa kedaerahan. Menurut dia, hal itu sulit diterima secara rasional dan objektif. Bahkan penyelenggaraan Adipura untuk daerah urung diadakan kembali akibat arogansi kedaerahan itu. “Saya sangat meresahkan hal itu,” imbuh dia. Sementara itu, Menteri PAN Faisal Tamim mengakui jajaran birokrat belum sepenuhnya siap untuk berubah terhadap kondisi yang ada. Karena itu, Faisal menyatakan pihaknya mengeluarkan empat kebijakan untuk meningkatkan profesionalisme birokrat. Keempat kebijakan itu adalah pembenahan kelembagaan dan ketatalaksanaan penyelenggara negara, peningkatan kapasitas dan komitmen pelayanan, peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan umum, dan peningkatan pemberantasan anasir KKN. Rakorpannas diselenggarakan tiga hari yang diikuti seluruh sekretaris jenderal (sekjen) departemen, sekjen kementerian, sekjen lembaga pemerintah non-departemen, inspektorat jenderal (irjen), Sekretaris daerah/kota/kabupaten dan badan pengawas. Mendagri, menkeu dan menteri perencanaan pembangunan nasional dijadwalkan akan memberikan materi. (Dede Ariwibowo-Tempo News Room)

Berita terkait

Hasil Piala Uber 2024: Lanny / Ribka Kalah, Indonesia vs Korea Selatan Masih Imbang 2-2

1 menit lalu

Hasil Piala Uber 2024: Lanny / Ribka Kalah, Indonesia vs Korea Selatan Masih Imbang 2-2

Lanny / Ribka menelan kekalahan dari wakil Korea, Jeong Na Eun / Kong Hee Yong, pada partai keempat babak semifinal Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

2 menit lalu

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

6 menit lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

17 menit lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

My Day Ramai Teriakkan Sop Buntut Saat Fansign Day6, Ada yang Angkat Tangan

18 menit lalu

My Day Ramai Teriakkan Sop Buntut Saat Fansign Day6, Ada yang Angkat Tangan

Di pertengahan acara, tepatnya ketika keempat anggota Day6 sedang menandatangani album pemenang, My Day yang datang meneriakkan sop buntut.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

21 menit lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

23 menit lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Elkan Baggott Dipanggil untuk Bela Timnas Indonesia Hadapi Guinea, PSSI Tunggu Respons Bristol Rovers

24 menit lalu

Elkan Baggott Dipanggil untuk Bela Timnas Indonesia Hadapi Guinea, PSSI Tunggu Respons Bristol Rovers

PSSI memanggil Elkan William Tio Baggott atau Elkan Baggott untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 pada babak playoff menuju Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024 Tuntas: Simak Tim Juara, Top Skor, Pemain Terbaik, dan Kiper Terbaik

33 menit lalu

Piala Asia U-23 2024 Tuntas: Simak Tim Juara, Top Skor, Pemain Terbaik, dan Kiper Terbaik

Piala Asia U-23 2024 yang berlangsung di Qatar sudah usai digelar. Simak tim yang juara, top skor, pemain terbaik, dan kiper terbaik.

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

45 menit lalu

Kejaksaan Agung Janji Bakal Ungkap Tuntas Korupsi Timah yang Rugikan Negara dan Lingkungan Rp 271 Triliun

Kejaksaan Agung berjanji akan mengungkap kasus korupsi tata niaga timah di PT Timah Tbk yang merugikan negara dan lingkungan Rp 271 triliun.

Baca Selengkapnya