Ical Minta Lima Media Minta Maaf  

Reporter

Editor

Rabu, 24 November 2010 15:23 WIB

Aburizal Bakrie. TEMPO/ Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengusaha Aburizal Bakrie menuntut lima media minta maaf terkait pemberitaan yang menyebutnya bertemu Gayus Tambunan di Bali. "Itu berita bohong, Pak Ical merasa dirugikan," kata pengacaranya, Aji Wijaya, Rabu (24/11).

Siang tadi Aji mengadu ke Dewan Pers. Media yang diadukan adalah Kompas, SCTV dalam hal ini Liputan 6 dan Liputan6.com, Media Indonesia juga Media Indonesia.com, Metro TV berikut situsnya, dan Detik.com. Menurut Aji, berita itu dimulai oleh Kompas edisi Jumat 12 November 2010. Berita mengutip sumber media itu yang menyebut Aburizal bertemu Gayus di Bali. "Diteruskan oleh media lain," ujarnya.

Aji mengatakan hampir semua media menyiarkan berita serupa. "Tapi yang kebohongannya paling besar, lima media itu," katanya. Media lain disebutnya tidak menuduh Aburizal karena menggunakan kata "diduga".

Ketua Dewan Pers Bagir Manan menerima laporan tersebut dan menyatakan akan memanggil lima media dan Aburizal. "Waktunya belum dijadwalkan, mereka masih pelajari laporan kami," kata Aji.

Dia mengatakan Aburizal telah menempuh mekanisme hak jawab, berupa wawancara yang membantah pertemuan tersebut. Bantahan, dia melanjutkan, juga dilansir Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo, Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, dan Pengacara Gayus, Adnan Buyung Nasution. "Sekalipun ada bantahan, tidak berarti berita bohong itu jadi benar," ujar Aji.

Aji juga akan melaporkan SCTV dan Metro TV ke Komisi Penyiaran Indonesia. "Kami sedang susun formatnya," katanya. Laporan juga mungkin akan dilakukan ke kepolisian. "Kami masih pelajari fakta-faktanya, jangan sampai malah dilaporkan balik sebagai pencemaran nama baik," katanya.

Tadi malam, Aburizal menyebut pemberitaan itu sebagai pembunuhan karakter. "Kita tahu media mempunyai 'pedang' yang sangat tajam," katanya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. "Pembunuhan karakter sama beratnya dengan pembunuhan yang dilakukan dengan tangan dengan pisau atau peluru."

REZA M

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya