Bandara Dumai Ditutup karena Kebakaran Lahan dan Hutan

Reporter

Editor

Kamis, 21 Oktober 2010 13:38 WIB

TEMPO Interaktif, Dumai - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan Dumai, Riau, semakin pekat. Sejak tiga hari terakhir, kabut asap membuat jarak pandang di kota Dumai hanya pada kisaran 200 hingga 500 meter. Selain mengganggu aktivitas warga, kabut asap ini memaksa pihak pengelola Bandara Pinang Kampai di Kota Dumai menutup buka bandara.

“Jika pada pagi hari sampai pukul 11.00 WIB, bandara dinyatakan ditutup. Kabut asap sudah mengancam keselamatan penerbangan. Jika pun dibuka, hanya pada kisaran pukl 12.00 WIB hingga batas pukul 16.00 WIB. “ ujar Seksi Staf Operasional Bandara Pinang Kampai Dumai, Ahwin, Kamis (21/11).

Kepada TEMPO, Ahwin mengatakan sejak Senin kemarin, kabut asap tengah menyelimuti udara Dumai dan sekitarnya, termasuk bandara. Rata-rata jarak pandang hingga pukul 11.00 WIB hanya pada kisaran 300 meter. Kondisi ini, kata Ahwin, membuat pendaratan dan lepas landas sangat tidak memungkinkan dan berbahaya.

“Sangat mengancam penerbangan. Kita sudah nyatakan bandara tutup sejak tiga hari lalu,” tambah Ahwin. ”Penerbangan, sementara kita alihkan ke Pekanbaru dan atau tergantung arah kabut asap.”

Berdasarkan catatan pihak pengelola Bandara Pinang Kampai Dumai, kepungan asap ini membuat sejumlah penerbangan ditunda. Itu antara lain penerbangan pesawat Cassa milik Pelita Air yang disewa PT Pertamina. Pesawat tersebut tidak bisa lepas landas dari Dumai menuju Pekanbaru, dengan jadwal seharusnya sekitar pukul 08.00 WIB.

Begitu juga pesawat Foker 100 milik Pelita Air yang disewa PT Chevron. Pesawat itu bataal mendarat di Dumai setelah terbang dari Jakarta. Termasuk pesawat milik Mabes Polri.

“Semua jadwal penerbangan berubah-ubah dan atau dibatalkan. Kecuali sore hari, seiring arah angin, yang membuat kabut asap bergerak ke arah lain, “ kata Ahwin.

Sementara itu, pihak Manggala Agni menyebutkan kabut asap Dumai dipastikan berasal dari kebakaran lahan di Kota Dumai dan Bengkalis yang tersebat di 37 lokasi kebakaran. Saat ini, terdata sekitar 2.000 hektare lahan, termasuk 600 hektare kebun sawit dilanda kebakaran.

“Sepekan terakhir tercatat kebakaran pada 37 titik dengan luasan menapai 2000 hektar lebih. Saat ini Manggala Agni sudah mengerahkan 50 personil pemadaman dan pemblokiran sebaram api,” ujar Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Isbanu.

Meluasnya kebakaran ini, menurut Isbanu, terjadi karena karakteristik lahan gambut dan keringnya lahan. Ini juga diperparah arah angin yang berubah-ubah hingga menyulitkan upaya pemadaman. Faktor minimnya peralatan dan personel, juga membuat upaya penanggulangan kebakaran lahan dan hutan Riau menjadi sulit.

JUPERNALIS SAMOSIR

Advertising
Advertising

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya