Sumatera Dikepung Kebakaran Lahan, Suhu Udara Mendekati Ekstrim

Reporter

Editor

Selasa, 12 Oktober 2010 15:46 WIB

TEMPO Interaktif, Pekanbaru - Kebakaran lahan dan hutan disejumlah wilayah Sumatera, membuat suhu udara mendekati ekstrim. Sepekan terakhir, tercatat 313 titik api dengan 121 lokasi di antaranya berada di Riau, membuat kenaikan suhu udara rata rata mencapai 35,4 derajat Celsius.

Kondisi ini diperparah dengan adanya perbedaan tekanan dan gangguan udara di belahan Bumi bagian utara, hingga membuat udara di hampir seluruh Sumatera menjadi panas.

“Kendati saat ini musim hujan, adanya lokasi terbakar membuat sudah udara Sumatera mendekati titik ekstrim. Kondisi ini diprediksi akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Diharapkan semua pihk mewaspadai,” kata staf Analis BMKG Pekanbaru, Ardhi, Selasa (12/10) di Pekanbaru.

BMKG juga mencatat, kawasan yang terbakar terbanyak di lokasi lahan dan hutan gambut. Kendati musim hujan, namun adanya gangguan tekanan udara di bagian utara membuat kondisi potensi lahan terbakar menjadi ekstrim.

“Apakah dibakar atau terbakar, yang jelas lahan terbakar terluas dan terbanyak itu di lahan gambut. Cakupan keluasannya belum terdata, “ kata Ardhi kepada Tempo. ”Diprediksi situasi kenaikan suhu udara di Pulau Sumatera ini akan meningkat dalam beberapa hari ke depan.”

Di Riau sendiri, bedasarkan data satelit NOAA 18, pada 10 Oktober 2010, BMKG mencatat terdapat 313 titik api tersebar di wilayah Sumatera Bagian Utara, Jambi, Palembang, dan Riau. Satelit NOAA 18, mencatat Riau menempati urutan terbanyak atas jumlah kawasan terbakar, dengan 121 titik. Penyebarannya mencakup, Kabupaten Bengkalis 23 titik, Rokan Hilir 22, Rokan Hulu 10, Dumai 4, Siak 13, Pelalawan 17 dan Kampar dengan 6 titik kebakaran.

Sementara itu, Forum Masyarakat Gambut Riau (MGR) menyebut, terbakarnya lahan gambut di Riau, dari tahun ke tahun lebih pada ulah manusia. Faktor pembukaan lahan HTI dan perkebunan kelapa sawit dipastikan menjadi penyebab utama meluasnya kebakaran lahan dan hutan di Riau.

“Riau akan terus menerus kebagian lahan terbakar. Ini seiring dengan pembukaan kawasan perkebunan, baik hutan tanaman industri, mapun perkebunan, “ ujar Ketua MGR, Jhony Setiawan Mundung. ”Pangkal masalahnya juga ada pada lemahnya penegakan hukum atas perusakan hutan dan pembakaran lahan di Riau.”

Jupernalis Samosir

Advertising
Advertising

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

21 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

46 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

51 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

51 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya