TEMPO Interaktif, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengakui belum berhasil melakukan pengentasan kemiskinan dan mengatasi masalah pengangguran. "Program saya memang APBD untuk rakyat, tapi bukan dalam bentuk jumlah uang tapi kekuatan untuk melakukan stimulasi," kata Soekarwo usai memimpin upacara peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-65, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (12/10).

Soekarwo menjanjikan untuk lebih memfokuskan program kerjanya dengan terus memberikan dorongan bagi penanaman modal, khususnya di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dia meminta sektor perbankan lebih proaktif untuk menyalurkan kredit kepada UMKM. Bank perkreditan rakyat juga diharapkan bisa menjangkau masyarakat sektor bawah yang tidak memiliki akses pada perbankan berskala besar.

"Sektor usaha dengan teknologi tinggi, atau perusahaan besar hanya mampu menyerap tenaga kerja yang minim. Sektor UMKM inilah yang harus terus kami benahi," ujarnya.

Meski demikian, sektor perusahaan besar tetap diperhatikan dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kwalitas SDM ditandai dengan melakukan perbaikan atau menambah ruang praktek di sekolah-sekolah kejuruan.

Tahun depan, kata Soekarwo, sebanyak 50 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan ditingkatkan kualitasnya. Setiap SMK mendapatkan dana sekitar Rp 1 miliar. Dengan demikian kwalitas lulusan SMK bisa bersaing untuk berkiprah di sektor usaha dengan teknologi tinggi.

Pelaksanaan upacara peringatan HUT Jawa Timur, antara lain diisi tarian kolosal berjudul "Sumpah Amukti Palapa" yang diikuti oleh sekitar 250 pelajar. Berbagai pagelaran budaya, seperti reog, barongsai, juga mewarnai upacara yang dipusatkan di halaman Gedung Negara Grahadi. ROHMAN TAUFIQ.