Anis Hidayah: Adanya Hukuman Mati Lemahkan Posisi Indonesia
Minggu, 10 Oktober 2010 18:27 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemberlakuan hukuman mati bagi kasus narkoba dan teroris, menurut Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, justru melemahkan posisi Indonesia dalam menyelamatkan warga negaranya di luar negeri.
"Jadi ada beban untuk membela Warga Negara Indonesia yang diancam hukuman mati di negara lain," ujarnya yang dihubungi usai aksi Hari Anti Hukuman Mati seduni di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (10/10).
Situasinya, kata Anis, sama seperti ingin melindungi Pembantu Rumah Tangga Indonesia di negara lain, sementara di dalam negeri sendiri tak ada hukum yang menjamin. "Seperti simalakama," urainya.
Sepanjang pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam catata Migrant Care, sudah terjadi 12 eksekusi hukuman mati. Terbanyak adalah kasus narkoba dan teroris.
Faktanya, Anis mengungkapkan, kasus narkoba dan terorisme hingga saat ini masih ada dan tidak berkurang. "Jadi (hukuman mati) tidak menunjukkan efek jera," jelasnya.
Anis mengatakan, negara tidak punya otoritas terhadap hak hidup seseorang. "Itu otoritas Tuhan," paparnya.
Dianing Sari
