Komite Khawatirkan Nasib Sistem Jaminan Sosial

Reporter

Editor

Minggu, 19 September 2010 19:44 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Diputuskannya Menteri Keuangan Agus Martowardoyo dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Amida Alisjahbana sebagai koordinator pembahasan Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengkhawatirkan nasib kelanjutan Sistem Jaminan Sosial Nasional.

"Menurut kami kurang tepat, karena akan berorientasi anggaran," ujar Sekretaris Jenderal Komite Aksi Jaminan Sosial Said Iqbal ketika dihubungi Tempo, Ahad (19/9)

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomer I Tahun 2010, kata Said, jelas tertulis koordinator pembahasan Rancangan Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial berada di Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

Ternyata, Jumat (17/9), Wakil Presiden Budiono menunjuk Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Juru Bicara Wakil Presiden, Yopie Hidayat menyatakan, kedua menteri yang tahu limitnya untuk menjaga kesinambungan fiskal.

Said khawatir dua menteri yang bergelut dengan ekonomi tersebut akan mengubah sudut pandang sistem jaminan sosial nasional. "Nanti sudut pandangnya anggaran saja," paparnya. Padahal pasal 34 dan pasal 28 Undang Undang Dasar 1945, sebagai dasar Sistem Jaminan Sosial Nasional jelas bukan sudut pandang ekonomi.

Jika terfokus anggaran, Ia memperkirakan, tak akan mungkin seluruh rakyat Indonesia bisa tercakup jaminan sosialnya. Karena pemerintah akan beranggapan, yang dijangkau jaminan sosial ditentukan oleh ketersediaan anggaran. "Padahal perintahnya seluruh rakyat Indonesia," Said menegaskan.

Saat ini memang ada 76,4 juta warga miskin yang mendapatkan jaminan kesehatan yang dibayar pemerintah. Tapi, Said melanjutkan, di luar warga miskin, hanya pekerja formal, Pegawai Negeri Sipil, Tentara Nasional Indonesia dan sejumlah kecil pekerja informal yang mendapatkan jaminan kesehatan. Totalnya ada sekitar 80 juta dari 235 juta penduduk Indonesia.

Kalau dari sisi anggaran, Said beranggapan, pemerintah mesti was-was membiayai sisa jumlah penduduk yang belum terjangkau jaminan sosial. "Di sini peran partisipasi aktif masyarakat produktif untuk membayar iuran," kata Said.

Dianing Sari

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

8 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

9 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

23 hari lalu

Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Pemerintah RI Beri Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos

Pemerintah RI menyalurkan bantuan Rp 6,5 M kepada Laos untuk mendukung pemerintah negara tersebut sebagai Keketuaan ASEAN 2024.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

28 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

35 hari lalu

21 Tahun Museum Layang-Layang Indonesia Mengabadikan Layangan dari Masa ke Masa

Museum Layang-Layang Indonesia memperingati 21 tahun eksistensinya mengabadikan kebudayaan layangan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

44 hari lalu

Pembatasan Ketat Barang Bawaan Impor Banyak Dikeluhkan, Ini Reaksi Kemenkeu

Kemenkeu memastikan aspirasi masyarakat tentang bea cukai produk impor yang merupakan barang bawaan bakal dipertimbangkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

45 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya