Pemerintah Ingin Bebaskan 300 Ribu Hektar Hutan Bengkulu

Reporter

Editor

Rabu, 15 September 2010 09:29 WIB

TEMPO Interaktif, Bengkulu - Sebanyak 300.000 dari 924.000 hektar hutan yang ada di Bengkulu saat ini telah mengalami kerusakan akibat perambahan hutan.

Demi kepentingan masyarakat, pemerintah berharap kawasan tersebut dibebaskan dari status hutan lindung dan kawasan cagar alam. Karena menurut Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu Chairil Burhan perambahan hutan terjadi merata di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu.

Banyak dari masyarakat perambah tersebut telah mendiami kawasan selama puluhan tahun. "Dua kabupaten, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara telah mengajukan pembebasan kawasan, kita beri waktu kepada kabupaten lain dalam 10 hari ini, agar dapat diserahkan ke menteri kehutanan," kata Chairil Burhan.

Menurutnya lagi tidak hanya hutan yang dirambah, ratusan ribu hektar HGU (hak guna usaha) dan HPL (hak pengguna lain) yang terlantar juga akan diambil alih oleh pemerintah, dan diserahkan kepada masyarakat untuk mengelola kawasan tersebut.

"HPL eks transmigrasi saja ada 179.000 Ha. Aturannya dikembalikan kepada status sebelumnya, tapi kita minta dibebaskan dan diberikan kepada masyarakat," Chairil lagi.

Terang saja hal ini memancing reaksi banyak pihak terutama pegiat lingkungan hidup, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Bengkulu. Karena menganggap pembebasan kawasan untuk kepentingan rakyat hanya kedok belaka.

"Walhi meyakini hal ini, ada indikasi untuk kepentingan pengusaha, setelah dibebaskan rakyat akan diusir dari kawasan tersebut," tegas Firmansyah Kepala Departemen Kampanye Walhi Bengkulu, Rabu (15/9).

Walhi mengindikasikan pembebasan kawasan tersebut hanya untuk kepentingan pengusaha perkebunan dan pertambangan. Terbukti saat ini saja sudah ada 320.000 ha izin perkebunan dan pertambangan yang telah mendapat persetujuan bupati dan gubernur.

Kebijakan pemerintah daerah ini menurut Firmansyah kontradiktif dengan Perjanjian Protokol Kyoto, dimana Indonesia ada didalamnya untuk menjaga hutan yang ada.

"Terang saja hal ini bertolak belakang dengan program pemerintah pusat untuk mengurangi emisi karbon dengan cara menjaga hutan, sementara pemerintah daerah berencana melakukan pembebasan hutan," lanjutnya.

Pada prinsipnya selama pembebasan kawasan murni untuk kepentingan masyarakat, Walhi mendukung. Seperti diketahui 1,9 Juta ha luas wilayah Bengkulu, sebanyak 924.000 adalah kawasan hutan. Sehingga menurutnya akses masyarakat terhadap tanah sangat terbatas.

Jika pembebasan terpaksa harus dilakukan, pemerintah wajib melibatkan semua pihak, terutama perguruan tinggi, masyarakat perambah dan NGO.

"Karena kita tidak ingin masyarakat kecil atau perambah menjadi korban dari konspirasi antara pemerintah dan pengusaha," Firman kemudian.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Baca Selengkapnya

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.

Baca Selengkapnya