TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Achmad Syafii Maarif menegaskan tidak ada gunanya mengirim relawan ke Irak. Yang lebih penting adalah upaya sekuat tenaga untuk mencegah terjadinya peperangan di Irak. "(Pengiriman relawan ke Irak) Saya rasa tidak banyak gunanya, kecuali untuk retorika politik. Mau berbuat apa menghadapi senjata yang begitu canggih? Ndak banyak gunanya. Jadi lebih baik tidak," tegas Syafii menjawab pertanyaan wartawan seusai pemberian gelar Doktor Honoris Causa untuk Taufiq Ismail di kampus Univeritas Negeri Yogyakarta, Sabtu (8/2). Menurut Syafii, respons pemerintah Indonesia atas kemungkinan invasi AS ke Irak sudah betul. Hanya saja formulasi yang disampaikan pemerintah itu kurang tajam dan kurang jantan. "Oleh sebab itu saya rasa pemerintah harus lebih tegas lagi. Dan ini juga untuk meredam kelompok-kelompok radikal di Indonesia ini. Kalau pemerintah tegas, jelas, tajam, mereka merasa terwakili sikap pemerintah. Ini penting sekali dari segi psikopolitik bangsa," tandasnya. Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta ini memuji langkah yang diambil PM Malaysia dengan menggalang dua juta tandatangan untuk dibawa ke PBB di New York sebagai langkah nyata mencegah perang Irak. Indonesia, kata Syafii, tidak perlu meniru langkah Malaysia dengan mengumpulkan tandatangan tapi harus membuat cara tersendiri sebagai cerminan negeri yang merdeka, berdaulat dan tidak bergantung dengan negara dan lembaga lain. "Kita tunjukkan bahwa kita betul-betul anti-peperangan karena peperangan itu tidak akan menyelesaikan apa-apa kecuali membawa kebinasaan dan bencana. Tidak saja bagi Irak, tapi juga bagi seluruh kemanusiaan," tandasnya. Pemerintah Indonesia, menurut Syafii, lebih baik mempergencar jalan diplomasi untuk mencegah terjadi peperangan yang dinilai sangat kurang dilakukan. Karena itu, hari Selasa (11/2) dia akan menemui Menlu Hassan Wirayuda. "Menlu kita ini orang pintar, tapi menurut saya kurang berani dan mungkin terlalu baik. Padahal yang dihadapi adalah Mister Bush. Ini masalahnya," jelasnya. Syafii Maarif juga menegaskan, serangan terhadap Irak tidak perlu ditafsirkan sebagai serangan terhadap kaum muslim. Serangan terhadap Irak, adalah serangan terhadap kemanusiaan, bukan hanya orang Islam saja. Di sisi lain dia menegaskan tidak perlu merisaukan maraknya aksi unjuk rasa di Indonesia yang membela rakyat Irak. "Demo oke saja, tapi jangan merusak. Dan yang penting, orang asing yang ada di Indonesia harus dilindungi. Jangan sampai ada sweeping dan segala macam. Tunjukkan kita masih beradab. Ini yang paling penting," tegasnya.(heru cn)
Berita terkait
Emily in Paris Season 4 Tayang Agustus 2024, Penuh Petualangan dan Balas Dendam
5 menit lalu
Emily in Paris Season 4 Tayang Agustus 2024, Penuh Petualangan dan Balas Dendam
Lily Collins mengumumkan jadwal tayang Emily in Paris Season 4 yang terbagi menjadi dua bagian dalam video baru yang dirilis oleh Netflix.