Warga Kecewa dengan Rekomendasi Soal Pembakaran Gudang Garam  

Reporter

Editor

Selasa, 17 Agustus 2010 10:28 WIB

Warga di sekitar pabrik rokok PT Gudang Garam (tbk) Kediri memprotes pencemaran udara dari pembakaran sisa produksi. Selain di duga merusak tanaman pertanian, limbah pabrik ini juga menyebabkan puluhan warga di Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). TEMPO/Hari Tri Wasono

TEMPO Interaktif, Kediri - Dinas Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri memastikan tidak ada warga yang menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) akibat limbah PT Gudang Garam. Warga menuduh petugas kesehatan menyembunyikan fakta di lapangan.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Kediri Eko Setiyono mengatakan tim gabungan Dinas Kesehatan dan Lingkungan Hidup yang memeriksa dampak limbah PT Gudang Garam di Kecamatan Gampengrejo telah membuat lima rekomendasi. “Perusahaan telah berkomitmen mengurangi kegiatan pembakaran limbah,” kata Eko kepada Tempo, Selasa (17/8).

Lima rekomendasi yang ditujukan kepada manajemen Gudang Garam ini antara lain mengurangi kegiatan pembakaran limbah, menggunakan sisa cengkeh sebagai kompos, tidak membakar tikar pembungkus cengkeh, serta mengukur kadar udara hasil pembakaran. Rekomendasi ini, menurut Eko, wajib dilaksanakan manajemen untuk menyelesaikan konflik dengan warga di sekitar pabrik yang merasa dirugikan.

Eko menambahkan hasil pemeriksaan tim teknis di lokasi pencemaran juga tidak menyebutkan adanya gangguan penyakit seperti yang dikeluhkan warga. Dari hasil laporan medis Puskesmas setempat, tidak ditemukan adanya warga yang menderita ISPA akibat gangguan limbah. “Gangguan ISPA itu tidak terbukti,” kata Eko.

Muhammad Zaini, 30 tahun, salah satu warga di Dusun Susuhan, Kecamatan Gampengrejo, yang menjadi korban pencemaran mengaku kecewa dengan rekomendasi pemerintah tersebut.

Dia menuding petugas Puskesmas dan Pemerintah Kediri telah disuap oleh Gudang Garam untuk menyembunyikan fakta di lapangan. “Kami punya surat kesehatan dari rumah sakit swasta yang menerangkan penyakit ISPA,” kata Zaini.

Selain dilarikan ke rumah sakit Kediri, beberapa warga bahkan sempat dirujuk ke rumah sakit Surabaya karena menderita ISPA akut. Seluruh biaya pengobatan ini ditanggung sepenuhnya oleh keluarga korban tanpa subsidi apapun dari Gudang Garam.

Juru bicara Gudang Garam Yuli Rosyadi sendiri menyatakan siap melaksanakan rekomendasi pemerintah dengan mengurangi kegiatan pembakaran. Aktivitas pembakaran itu sendiri sudah berjalan sejak 2006 lalu untuk menghilangkan sisa limbah produksi.

Sebelumnya ribuan warga di dua desa Kecamatan Gampengrejo berunjuk rasa. Mereka mengeluhkan aktivitas pembakaran pabrik yang mencemari desa mereka selama bertahun-tahun. Berbagai upaya negosiasi yang difasilitasi pemerintah daerah tak pernah membuahkan hasil.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

26 Oktober 2023

Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri

BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

19 September 2023

Cerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor

Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

15 September 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti

Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.

Baca Selengkapnya

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

11 Agustus 2023

Kali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu

Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.

Baca Selengkapnya

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

30 November 2022

Mengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri

Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

6 Juli 2022

Ratusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri

Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.

Baca Selengkapnya

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

31 Maret 2022

Grup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang

Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

29 Juli 2021

Mahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil

Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh

Baca Selengkapnya

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

28 Juli 2021

KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat

KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

2 Juni 2021

Dua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi

Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.

Baca Selengkapnya