Petani Cabai Waspadai Pencuri

Reporter

Editor

Jumat, 23 Juli 2010 14:32 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Kenaikan cabai merah yang fantastis membuat para petani waspada terhadap pencurian. Para pencuri beraksi langsung di lahan tanam. Di sisi lain, para petani meraup berkah dari kenaikan harga tersebut.

“Kami selalu waspada terhadap pencurian cabai yang langsung dilakukan di lahan tanam, kami harus meronda setiap malam,” kata Widodo, 34 tahun, petani lahan pasir di pesisir pantai Kulon Progo, Jumat (23/7).

Ia mengisahkan, pada musim panen ini di dusunnya pernah ada kasus pencurian. Pencuri cabai itu memanen di 7 bedeng lahan, satu bedeng luasnya sekitar 0,5 meter x 10 meter. Memang tidak terlalu banyak tetapi karena harga cabai sangat menggiurkan, maka aksi pencurian harus diantisiapasi.

Setiap ada orang yang tidak dikenal masuk lahan maka akan diawasi ekstra ketat. Apalagi, saat ini harga di tingkat petani ini mencapai Rp 24 ribu per kilogram. Padahal, pada tahun lalu harga cabai merah keriting di pinggir pantai selatan Kulon Progo hanya berkisar Rp 3 ribu hingga Rp 7 ribu per kilogram, paling mahal hanya mencapai Rp 17 ribu saja per kilogram.

Luas lahan cabai di pesisir pantai selatan Kulon Progo mencapai 7.500 hektare. Para petani tidak harus mengikuti musim yang tidak menentu. Sebab menanam cabai di lahan pasir lebih tahan penyakit dan musim. Sedangkan kualitas cabai pun lebih baik dari cabai yang ditanam di lahan non pasir. Hasil panen cabai dari Kulon Progo selain dipasarkan di Yogyakarta juga dikirim ke kota lain di Pulau Jawa dan Sumatera.

“Untuk pupuk kami menggunakan pupuk organik, untuk antisipasi hama, kami punya cara sendiri dalam mengatur musim tanam, berbeda dengan lahan lainnya,” kata dia.

Berkah dari kenaikan harga cabai yang didapat oleh petani pun sangat kental terasa. Dikisahkan, di dusun tempat tinggal Widodo ada sekitar 50 orang, pada musim panen ini sudah tercatat, para petani membeli mobil dan sepeda motor sebanyak 34 unit. “Alhamdulillah, para petani sedang menikmati berkah kenaikan harga cabai,” kata Widodo.

Nanang Suwandi, Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, fluktuasi harga cabai terjadi karena mekanisme pasar.. Meski demikian pihaknya tidak bisa menginstruksikan petani untuk menanam cabai secara luas. Sedangkan luas tanam cabai terbatas.

“Di tempat lain juga jarang cabai yang melimpah, sehingga wajar harganya tinggi, dan itu menjadi berkah bagi petani,” kata Nanang.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

6 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

12 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

23 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

34 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

37 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

37 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya