Dewan Pers Gamang Hadapi Jurnalisme Warga  

Reporter

Editor

Kamis, 20 Mei 2010 16:41 WIB

TEMPO Interaktif, Makassar - Istilah Citizen Jurnalism (Jurnalisme Warga), Citizen Reporting, maupun Catatan Warga menjadi gunjingan Dewan Pers kala banyak pewartanya bersinggungan dengan hukum. Dewan Pers sulit memberi perlindungan hukum karena belum dikaterogikan lingkup jurnalistik, meski sebagian syaratnya dipenuhi.

“Siapapun yang ingin diakomodir oleh Dewan Pers berarti harus tunduk pada Undang-undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik,” kata Uni Z Lubis, anggota Dewan Pers, saat menjadi pemateri diskusi Jurnalisme Warga di Makassar Golden Hotel, siang tadi.

Dia mengatakan, Catatan Warga menjadi tren kala teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih. Catatan Warga dapat berupa komentar, penyampaian informasi, artikel, opini, tips dan tutorial yang dituliskan warga dalam berbagai sarana seperti situs pertemanan, blogger maupun media massa yang mengakomodirnya.

Menurut dia, beragam komentar dan penyampaian informasi dituliskan warga, sebagian diantaranya memenuhi kaidah penulisan karya jurnalistik. Tapi tidak jarang laporan dari warga tersebut berbau fitnah, memicu konflik dan mengandung unsur SARA.

“Kalau tidak menyinggung orang lain, komunitas lain maupun lembaga lain, silahkan berkomentar sebebasnya,” ucap dia. “Kebebasan itu berbatasan dengan hak asasi orang lain.”

Dia menyinggung pula beberapa media online yang mengakomodir tulisan Catatan Warga, sebab media online tersebut telah menyatakan diri bagian dari jurnalistik. Ketika ada pewarta Catatan Warga bersentuhan hukum karena tulisannya di satu posting media online, hal tersebut menjadi pertanyaan, siapa yang harus memberi perlindungan hukum, sementara Dewan Pers sulit memberikan perlindungan.

Soal tersebut, Pepih Nugraha dari Kompasiana.com, dan Deni Budi Utoyo dari ICT Watch Indonesia dan Detik.blog mengatakan, pihaknya sudah melakukan antisipasi. Setiap tulisan warga yang masuk, melalui tahapan seleksi, jika tidak memenuhi etika, dihapus.

“Catatan yang masuk kita akan moderasi dan dikoreksi,” kata Pepih Nugraha.

Mereka juga berharap pewarta Catatan Warga mengedepankan etika atau paling tidak membuat kesepakatan tersendiri agar terhindar dari jeratan hukum. Sebab ada warga yang hanya berniat menyampaikan keluh kesahnya melalui blog pribadinya, kemudian dituntut karena dianggap melakukan pencemaran nama baik.

Secara umum, Uni, Pepih dan Deni tetap merespon positif Catatan Warga. Mereka menilai Catatan Warga semakin berkembang dipicu kegelisahan warga akan keberadaan media konvensional yang tidak sanggup mengakomodir secara keseluruhan persoalan di masyarakat. Hanya saja mereka tetap harus memperhatikan etika meski dimuat di akun pribadinya.

“Citizen Jurnalism ataupun Catatan Warga bukan hadir untuk menyaingi media konvensional, tapi ini akan saling bersandingan,” kata Sukriansyah, Direktur Harian Fajar, yang bertindak sebagai moderator diskusi yang dihadiri sekitar 25 jurnalis dan komunitas Catatan Warga. Kegiatan ini diadakan oleh Dewan Pers untuk mensosialisasikan dan mendapatkan masukan akan keberadaan Catatan Warga.

RUSMAN PARAQBUEQ

Berita terkait

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

2 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

59 hari lalu

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

Komite Publisher Rights bertugas menyelesaikan sengketa antara perusahaan pers dan perusahaan platform digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

59 hari lalu

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

Ninik mengatakan, Komite Publisher Rights penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jurnalistik.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

23 Februari 2024

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

23 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

Pemerintah bakal mengatur hubungan kerja sama platform digital dengan perusahaan pers setelah Presiden Jokowi meneken Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

22 Februari 2024

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

Meta menanggapi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

22 Februari 2024

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?

Baca Selengkapnya

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

21 Februari 2024

AMSI Optimistis Perpres Publisher Rights Dorong Ekosistem Bisnis Media Jadi Lebih Baik

Perpres Publisher Rights dinilai membuka ruang bagi model bisnis baru di luar model bisnis yang mengandalkan impresi atau pencapaian traffic.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

21 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Apa Artinya bagi Perusahaan Pers Indonesia?

AMSI optimistis Perpres Publisher Rights akan membuka jalan bagi negosiasi bisnis yang setara antara platform digital dan penerbit media digital.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

21 Februari 2024

Media Asing Soroti Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

Jokowi mengatakan semangat awal dari Peraturan Presiden tentang Publisher Rights adalah ingin membentuk jurnalisme berkualitas.

Baca Selengkapnya