Menteri: Semarang Cocok untuk Kegiatan Impor-Ekspor

Reporter

Editor

Jumat, 7 Mei 2010 18:27 WIB

Sri Mulyani Indrawati. AP/Irwin Fedriansyah

TEMPO Interaktif, Semarang - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai Kota Semarang sangat cocok untuk kegiatan ekpor dan impor karena letaknya strategis dan infrastukturnya sudah mulai diperbaiki.

"Jawa Tengah ini sangat dinamis sehingga cocok untuk impor-ekspor," kata Sri saat memberi sambutan dalam acara pencanangan pembangunan Kantor Bea Cukai Wilayah Jawa Tengah-DI Yogyakarta di Semarang, Jumat (7/5).

Sri Mulyani menyarankan jika Semarang dan Jawa Tengah ingin bersaing dengan daerah-daerah lain maka harus terus meningkatkan pelayanan bea cukai.

Di Semarang, kata Sri, sudah dilakukan berbagai program agar kegiatan impor-ekspor bisa terus berkembang. Program tersebut adalah diharuskannya melaksanakan National Single Window (NSW) di bea cukai, memperbaiki aparat bea cukai sehingga bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat, pembangunan fasilitas gedung, dan lain-lain.

Program-program tersebut bertujuan agar proses bisnis dan prosedur yang diharapkan masyarakat bisa diketahui. Jika sudah demikian maka masyarakat akan bisa mengkalkukasi biaya, waktu dan hasilnya. "Inilah yang dibutuhkan dunia usaha," kata Sri Mulyani.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengakui masih banyak kendala untuk mengembangkan Kota Semarang dan Jawa Tengah. Bibit pernah mendengar ada program Semarang Pesona Asia yang digagas Walikota Sukawi Sutarip. Namun, kenyataannya program tersebut gagal. "Apane sing pesona? Yang ada hanya rab rob rab rob," kata Bibit yang disambut tertawa para hadirin.

Bibit mengakui, di sektor pelabuhan masih ada pendangkalan pantai yang menyebabkan banyak kapal enggan berlabuh di Semarang. Selain itu, hingga kini Semarang juga masih belum bisa menyelesaikan persoalan rob - limpasan air laut ke daratan - yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir.

Bibit menyatakan sudah memerintahkan pejabat di Semarang untuk mengeruk dangkalnya pelabuhan Tangjung Emas, Semarang. "Insya Allah tiga bulan sudah selesai," katanya.

Di sektor perhubungan udara, kata Bibit, infrastuktur Bandara Ahmad Yani Semarang juga belum bisa digunakan pendaratan pesawat-pesawat besar yang biasanya untuk rute Internasional.

Untuk masalah ini, Bibit menyatakan akan melebarkan landasan bandara ke sebelah utara. Sedangkan untuk mengatasi terjadinya banjir, saat ini Semarang juga mengerjakan beberapa proyek, seperti polder dan banjir kanal timur.

Bibit memperkirakan pada 2012 mendatang Kota Semarang akan bisa berubah. Hal ini seiring dengan program percepatan yang direncakan Bibit untuk Jawa Tengah. "Mudah-mudahan Semarang bisa bersinar dan bercahaya," kata Mantan Panglima Kodam IV Diponegoro ini.

Apalagi, Bibit menegaskan, pemimpin Kota Semarang yang lama, Sukawi Sutarip, sebentar lagi akan diganti dengan pemimpin baru hasil dari pemilihan wali kota beberapa waktu lalu, yaitu Soemarmo-Hendi Hendar Prihadi. "Pemimpin yang baru harus bisa lebih baik. Kalau tidak akan saya piting," kata Bibit.

ROFIUDDIN

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

5 jam lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

4 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

12 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

14 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

14 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

14 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

15 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

15 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya