Hal ini disampaikan Presiden Wahid melalui kedua juru bicara Presiden, Adhi M. Massardie dan Yahya C. Staquf, kepada wartawan di ruang pers Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (21/2). Pernyataan ini Presiden Wahid ini menanggapi ucapan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri, Senin (19/2), bahwa kunci berbagai masalah di antara para elit politik berada di tangan Presiden dan Ketua MPR Amien Rais.
Kesediaan Presiden itu, menurut Adhi, karena dia juga merasakan perlunya dilakukan dialog demi menyelesaikan konflik antarelite politik yang semakin berkepanjangan. Presiden juga menangkap kegelisahan masyarakat yang mempertanyakan mengapa konflik ini tidak kunjung mereda.
Meski demikian, tambah Adhi, Presiden Wahid tidak setuju bila dikatakan bahwa segala permasalahan terletak di pundak empat tokoh politik (Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Akbar Tandjung dan Amien Rais). "Tanggung jawab bangsa ini terletak di tangan semua, ada tokoh militer, tokoh informal dan kalangan kampus, ujar Presiden dikutip Adhi.
Menurut Presiden, berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dapat diselesaikan bila setiap orang memahami tugas masing-masing, baik dari lini eksekutif maupun legislatif. "Apakah MPR/DPR kerjanya hanya menaikkan dan menjatuhkan Presiden? Tugas mereka kan masih lebih banyak lagi."
Dalam kesempatan yang sama, kedua juru bicara juga membicarakan isu adanya perombakan kabinet dalam waktu dekat. Kepada pers melalui juru bicaranya, Presiden Wahid menolak ide Menteri Pertahanan M. Mahfud MD tentang perlunya dibentuk kabinet koalisi. Sebab, kabinet koalisi adalah istilah yang digunakan dalam sistem parlementer yang tak mungkin diterapkan di Indonesia.
Presiden bersikukuh bahwa sistem pemerintahan Indonesia adalah Presidensil, yang memberi wewenang penuh bagi Presiden untuk membentuk kabinetnya. "Meskipun hal ini pernah coba dilakukan di awal pemerintahan (Abdurrahman Wahid), tapi karena kekurangpahaman, tetap tidak berjalan dengan baik," ujar dia. (kurie suditomo)