Ombak Besar Tewaskan Nelayan  

Reporter

Editor

Kamis, 4 Maret 2010 14:03 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Malang - Sukirman, nelayan asal Pantai Sipelot, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, ditemukan tewas dan terdampar di pantai, Kamis (4/3) pagi. Nelayan berusia 38 tahun ini diduga tewas setelah diseret ombak besar sejak kemarin.

Kepala Kepolisian Sektor Tirtoyudo Ajun Komisaris Trianto menginformasikan, ombak besar juga diduga ikut menyeret Tumiran, rekan Sukirman. Namun, hingga sekarang nelayan berusia 30 tahun itu belum ditemukan.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, keduanya diseret ombak besar saat mencari kerang di sekitar pantai menyusuri karang-karang besar yang terus-menerus dihantam ombak besar. Kegiatan ini dilakukan kedua nelayan di saat mereka berhenti melaut untuk sementara karena cuaca buruk. Upaya pencarian membuahkan hasil setelah hampir dua hari dilakukan nelayan setempat.

“Di saat asyik mencari udang dan kerang itu mereka lengah sampai akhirnya datang ombak besar yang langsung ‘menelan’ keduanya. Jenazah Sukirman segera dimakamkan. Sedangkan rekannya terus dicari,” kata Trianto.

Sekitar dua ribu nelayan di Sumbermanjing Wetan juga sedang libur melaut sementara sejak Januari lalu. Mereka melaut lagi jika cuaca sudah normal kembali. Diperkirakan cuaca kembali normal pada akhir Maret.

Kepala Desa Tambakrejo Wikanto mengatakan, cuaca buruk kali ini cenderung lebih ekstrem dibanding cuaca buruk pada tahun-tahun sebelumnya. Cuaca buruk ditandai dengan turunnya hujan deras hampir tiap hari, disertai angin kencang dan gelombang besar di perairan Samudera Indonesia.

Gelombang besar di tengah laut berkisar 2-3 meter dan makin membesar jika ditiup angin kencang berkecepatan 20-35 knot atau setara dengan 40-71 kilometer per jam. Tinggi normal gelombang 2 meter dengan kecepatan angin 8-9 knot atau 15-16 kilometer per jam. Nelayan dilarang melaut melewati 70 mil dari garis pantai. “Batas amannya sejauh itu. Nelayan yang melaut tergolong nekat, tapi kemungkinan besar mereka tak berani melewati batas aman itu,” kata Wikanto.

Nelayan yang berhenti melaut berasal dari tiga dusun. Sendangbiru menjadi dusun dengan penghuni dan nelayan terbanyak dibanding Tamban dan Tambaksari. Ada sekitar 900 keluarga di Sendangbiru, sekitar 1.750 orang jadi nelayan.

Kesempatan tak melaut digunakan nelayan untuk memperbaiki perahu atau kapal. Ada juga yang mencari tambahan penghasilan dengan bertani bagi yang punya lahan. Sedangkan yang tak punya lahan menjadi buruh tani, buruh bangunan, atau menjadi tukang ojek.

Abdi Purmono

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

8 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

11 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

11 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

16 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

22 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

34 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

44 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya