Penurunan Jatah Beras Miskin di Bojonegoro Dikecam

Reporter

Editor

Rabu, 27 Januari 2010 14:20 WIB

TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan aktivis lembaga swadaya masyarakat Bojonegoro mengecam penurunan jatah beras miskin yang hanya 13 kilogram per kepala keluarga dari sebelumnya 15 kilogram per kepala keluarga.

Menurut Joko Purwanto, salah satu aktivis LSM di Bojonegoro, keputusan pemerintah pusat memperkecil jatah beras miskin sangat memberatkan rakyat. Apalagi sekarang ini kondisi perekonomian kian sulit. “Ini memberatkan raykat,” tegasnya kepada Tempo, Rabu (27/1) siang.

Dia menyebutkan, dengan jatah sebesar 13 kilogram, berarti sudah penurunan sebanyak dua kali. Dari sebelumnya 20 kilogram per kepala keluarga, kemudian 15 kilogram dan kini hanya 13 kilogram. Para aktivis LSM di kabupaten ini berjanji akan turun ke jalan memprotes kebijakan pengurangan jatah beras tersebut. “Ini sangat bersinggungan dengan rakyat kecil,” tegasnya.

Pendapat sama ditegaskan anggota Panitia Anggaran DPRD Bojonegoro, Agus Susanto Rismanto. Menurut dia, kebijakan masalah jatah beras miskin adalah Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Tetapi, itu bukanlah harga mati. Sebab, bisa saja diusulkan untuk menyisihkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Bojonegoro. “Setidaknya, itu bisa diupayakan,” tegasnya, Rabu, siang.

Dia menyebutkan, jika sebelumnya jatah beras miskin sebanyak 15 kilogram dan kini turun menjadi 13 kilogram, berarti ada selisih penurunan dua kilogram. Artinya, dengan selisih dua kilogram per kepala keluarga itu, bisa dibantu lewat APBD Bojonegoro.

Advertising
Advertising

Agus beralasan, sekarang ini, kondisi perekonomian masyarakat di bawah kemiskinan sedang parah. Dicontohkan, harga beras yang terus meningkat, di sisi lain harga beli naik sehingga ada kecenderung inflasi. Selain itu, sejumlah program bantuan Pemerintah juga sudah dikurangi. “Rakyat kecil lagi yang susah,” imbuhnya.

Sekretaris Kabupaten Bojonegoro Suhadi Moelyono mengatakan, soal jatah beras miskin, baru akan dirapatkan Kamis (28/1). Dalam rapat yang mengundang pihak Bulog Bojonegoro ini, akan menentukan besaran jatah beras ke masyarakat.

Tetapi, lanjutnya, jika jatah beras di Lamongan dan Tuban, nantinya sebanyak 13 kilogram perkepala keluarga, kemungkinan jumlahnya akan sama. “Ini kebijakan pusat,” tegasnya pada Tempo, Rabu, siang.

Dia menyebutkan, di Bojonegoro pada 2009 jatah beras miskin penerima sekitar 147 ribu per kepala keluarga dan kini turun menjadi 128 ribu per kepala keluarga. Jika ada usulan, penyusutan sekitar dua kilogram diusulkan ditanggulangi oleh APBD Bojonegoro, hal itu tidak tepat. Sebab, dalam aturannya memang tidak bisa.

Sujatmiko

Berita terkait

Buwas: Jutaan Ton Beras Bulog Terancam Membusuk

21 Juni 2019

Buwas: Jutaan Ton Beras Bulog Terancam Membusuk

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, jutaan ton beras yang tersimpan di gudang Bulog tinggal menunggu waktu untuk membusuk.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pembagian Rastra Dipercepat, Bulog Akan Kalang Kabut

2 Maret 2018

Jokowi Minta Pembagian Rastra Dipercepat, Bulog Akan Kalang Kabut

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta distribusi bantuan beras sejahtera (rastra) pada Maret 2018 dilakukan di awal bulan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Beras untuk 15 Juta Warga Tak Telat walau Sehari

5 Desember 2017

Jokowi Minta Beras untuk 15 Juta Warga Tak Telat walau Sehari

Presiden Jokowi meminta penyaluran program bantuan beras untuk 15 juta warga masyarakat tak telat walau hanya sehari.

Baca Selengkapnya

Raskin Bau dan Berkutu? Ini Solusi Wakil Bupati Banjarnegara

6 Juli 2015

Raskin Bau dan Berkutu? Ini Solusi Wakil Bupati Banjarnegara

Bila sampai menemukan beras dengan yang tak layak makan, apalagi berkutu dan bau, masyarakat harus berani menolak.

Baca Selengkapnya

Jelang Ramadan, Penyaluran Raskin Dikebut  

13 Mei 2015

Jelang Ramadan, Penyaluran Raskin Dikebut  

Saat ini Bulog masih terus menyerap beras petani.

Baca Selengkapnya

Beras Miskin Tidak Layak Konsumsi Ditolak Warga

11 Mei 2015

Beras Miskin Tidak Layak Konsumsi Ditolak Warga

Kualitas beras ebanyak 3 toj itu buruk, karena berbau dan berwarna kuning.

Baca Selengkapnya

Bau Apek, Sumenep Tolak Beras Miskin dari Bulog Jatim

16 April 2015

Bau Apek, Sumenep Tolak Beras Miskin dari Bulog Jatim

Sesuai surat edaran Gubernur Jawa Timur beras jatah warga
miskin Sumenep sebanyak 1.745 ton per bulan. Jatah itu untuk
116.378 rumah tangga sasaran.

Baca Selengkapnya

JK Jamin Subsidi Raskin Berlanjut  

7 Maret 2015

JK Jamin Subsidi Raskin Berlanjut  

Harga beras diklaim berangsur turun sebagai dampak operasi pasar beras dan beras murah untuk rakyat miskin.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Melonjak, Pemerintah Parepare Bagikan Raskin

25 Februari 2015

Harga Beras Melonjak, Pemerintah Parepare Bagikan Raskin

Harga beras akan normal kembali pada Maret mendatang.

Baca Selengkapnya

Cek Mutu Raskin, Rini Blusukan ke Gudang Bulog

10 Januari 2015

Cek Mutu Raskin, Rini Blusukan ke Gudang Bulog

Menurut Rini, mutu raskin dipengaruhi juga oleh cara penyimpanannya di gudang.

Baca Selengkapnya