Tempat Pelelangan Ikan Ditutup karena Nelayan Tak Melaut

Reporter

Editor

Kamis, 14 Januari 2010 14:18 WIB

TEMPO Interaktif, CIlacap - Tingginya gelombang di perairan selatan Jawa membuat nelayan takut melaut. Akibatnya, beberapa tempat pelelangan ikan terpaksa ditutup sementara karena tak ada ikan yang dijual.

"Sudah tiga hari ini, sedikit nelayan yang pergi melaut karena cuaca buruk," terang Ketua Koperasi Unit Desa Mina Saroyo Cilacap, Untung, Kamis (14/1).

Untung mengatakan dua dari delapan tempat pelelangan ikan di Cilacap sudah berhenti beroperasi sementara. Ditutupnya tempat pelelangan ikan itu disebabkan tidak adanya pasokan ikan dari nelayan lagi.

Ia menyebutkan saat ini nelayan sedang memasuki masa paceklik. Biasanya, masa paceklik dimulai bulan ini hingga bulan April.

Tiap harinya transaksi di masing-masing tempat pelelangan ikan saat ini hanya Rp 18 juta tiap hari. Padahal, sebelumnya masing-masing tempat pelelangan ikan bisa mencatat transaksi hingga Rp 400 juta tiap hari. "Ini lebih buruk dari tahun kemarin. Selama setahun TPI total bisa mencatat transasksi hingga Rp 36 miliar," kata dia.

Sepinya tangkapan membuat harga ikan terkerek naik. Ikan Bawal Putih yang biasanya dijual Rp 80 per kilogram, kini harganya sudah mencapai Rp 120 per kilogram.

Prakirawan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Cilacap, Teguh Wardoyo, mengatakan tinggi gelombang di perairan selatan Jawa mencapai 3,5 meter. Sedangkan kecepatan angin mencapai 55 kilometer per jam. "Ini berbahaya untuk seluruh jenis pelayaran. Nelayan dihimbau untuk tidak melaut," kata dia.

Dari Kebumen, akibat cuaca buruk sekitar 1.000 nelayan tak pergi melaut. "Dari total 1.500 nelayan, hanya 500 nelayan yang berani melaut," terang Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen, Sadiman.

Sadiman mengatakan nelayan yang nekat melaut hanya memasang jaring pada pagi hari saat gelombang belum tinggi. "Mereka hanya mencari rajungan, lumayan bisa memperoleh 15 kilogram rajungan," imbuh dia.

Kepala Seksi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Kantor Administratur Pelabuhan (Adpel) Cilacap Aher Priyanto mengakui kalau cuaca buruk memang melanda Samudra Hindia. Ombak tingginya dapat mencapai 4 meter dan kecepatan angin sekitar 55 km per jam. "Namun sementara ini kapal-kapal tongkang masih jalan, belum ada yang tertunda. Meski demikian, kami telah meminta kepada para kapten kapal untuk berhati-hati. Jika memang tidak
memungkinan jalan, harus berlindung terlebih dahulu," kata dia.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

9 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

12 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

13 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

16 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

17 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

23 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

27 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

35 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

45 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

47 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya