TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua MPR Amien Rais bersama beberapa pimpinan DPR/MPR meninjau lokasi bencana banjir di Kelurahan Kramat Jati, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (31/1/02) sekitar pukul 10.00 WIB. Amien dan rombongan menyerahkan bantuan lima ton beras untuk warga kelurahan ini. “Setelah saya kumpulkan dari teman-teman ada 25 ton. Untuk masing masing daerah mendapat 5 ton,” kata dia di depan ratusan warga yang berdesakan di sebuah gudang tempat pengungsian. Amien mengenakan setelan kaos putih celana panjang coklat dan sepatu kets. Tampak mendampingi Amien, Wakil Ketua DPR A M Fatwa, Ketua DPD PAN Jakarta Timur Mizwar Djamily dan Walikota Jakarta Timur Andi Mappaganty. Pengurus PAN Jakarta Timur tampak sibuk dan puluhan satgas simpatik PAN berjaga-jaga mengamankan acara ini. Terlihat juga beberapa spanduk dan umbul-umbul PAN di lokasi penampungan korban banjir ini. Ia mengatakan, bencana banjir ini akibat ulah manusia yang tidak terkontrol. “Daerah resapan air kok dijadikan lapangan golf,” imbuhnya. Karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya sistematis agar bahaya banjir ini tidak selalu menghantui warga dari tahun ke tahun. Ia mempertanyakan lambannya langkah pemerintah mengatasi bencana banjir. “Pemerintah yang punya dana harusnya turun segera,” ujar dia. Dalam kesempatan itu, seorang ibu bernama Ny. Sumi, sempat mendatangi Amien Rais dan mengatakan apa yang dilakukan rombongan pimpinan MPR itu simbolis saja. “Kami tidak butuh bantuan beras, yang penting ada perhatian dari pemerintah segera,” kata dia berapi-api. Tapi Ketua MPR itu hanya mendengarkan saja kemudian kembali menjawab pertanyaan wartawan. Wakil Ketua DPR AM Fatwa kemudian menenangkan ibu tersebut sambil menyelipkan kartu namanya. “Ibu kirim surat saja ke saya,” kata Fatwa. Seorang warga yang lain, Ibu Eni, sempat memberitahukan kepada seorang kader PAN bahwa mereka lebih membutuhkan indomie atau makanan langsung jadi dibandingkan beras. Pemantauan Tempo News Room warga yang terkena musibah itu mengungsi di sebuah gudang bekas milik Harian Jayakarta, sebagai penampungan sementara. Tempat ini dihuni sekitar 100 warga. Terlihat mereka menggelar tikar, kertas koran dan kasur yang masih bisa mereka selamatkan menjadi alas tidur. Beberapa buntalan pakaian juga menemani tempat pengungsian itu. Tidak jauh dari tempat tersebut terlihat posko bantuan bencana Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jakarta Timur, yang beberapa anggotanya sibuk memasak dan membungkus makanan. Beberapa warga mendatangi tenda PMI tersebut untuk mendapatkan makanan ala kadarnya. Di Kelurahan Kramat Jati, yang paling parah terkena bencana banjir adalah RW 01 dan RW 02. Menurut penuturan Anto, 28 tahun, di kedua RW ini ketinggian air mencapai empat meter sejak hujan tiga hari lalu. “Atap rumah sudah tenggelam, untung hari ini sudah surut satu meter,” kata dia. Ia melanjutkan, sejak datangnya banjir ini sudah dua orang warganya, Rasyid (warga RT 12, RW 02) dan Haji Abud (warga RT 8 RW 2) yang hilang dan belum ditemukan. “Keluarganya sudah pasrah, bahkan kain kafan sudah disiapkan,” ujar Anto dengan nada sendu. Puluhan anggota Marinir berikut perahu karet bersiap-siap untuk menyelamatkan warga yang mungkin hanyut terbawa arus sungai Ciliwung yang mengalir di belakang perkampungan itu. (Yura Syahrur – Tempo News Room)