TEMPO Interaktif, Makassar - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Mohammad meminta pemerintah daerah menghapus segala retribusi yang selama ini membebani para nelayan. Permintaan itu seiring upaya peningkatan pendapatan dan produktivitas nelayan.
Menurut Fadel, peningkatan produktivitas perikanan nasional sulit dicapai kalau tidak memperhatikan peningkatan kehidupan para nelayan dengan meningkatkan pendapatannya. "Segala perda retribusi nelayan harus dihapus," ujarnya.
Departemen Kelautan dan Perikanan, kata Fadel, juga akan terus mendorong pengembangan kelautan berbasis wilayah agar terjadi sinergi kerja antara pemerintah pusat dan daerah. Salah satu bentuknya adalah mempercepat proses perizinan usaha perikanan. "Ke depannya, izin-izin yang diurus di pusat akan diserahkan ke masing-masing daerah," ujarnya.
Fadel juga mengkritik pemerintah daerah yang selama ini gencar memungut retribusi dari nelayan. Kata dia, pemerintah daerah itu masing-masing sudah punya DAK untuk pengembangan sektor perikanan dan jumlahnya tidak sedikit, rata-rata puluhan miliar.
Pencabutan perda retribusi nelayan tersebut, menurut Fadel, tidak akan merugikan pemda. Pemerintah pusat akan menggantikannya dengan penambahan Dana Alokasi Khusus lebih besar lagi tahun depan. "Mudah-mudahan awal tahun depan semua daerah telah menerapkan," tuturnya.
Sementara itu, Agus Arifin Nu'mang, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, mengakui jumlah retribusi seperti alat tangkap atau kapal nelayan yang dipungut tahun ini hanya Rp 1.3 miliar, sementara Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperoleh dari pusat mencapai Rp 40 miliar.
Agus mengatakan Pemerintah Sulawesi Selatan berkomitmen menerapkan kebijakan itu secara serius karena merupakan janji kampanye Gubernur dan Wakil Gubernur saat melakukan kampanye Pilkada Gubernur di hadapan masyarakat nelayan pada 2007.
Dengan potensi perikanan yang cukup besar, Sulawesi Selatan menyumbang 24,50 persen atau sebanyak 864.875 ribu ton dari produksi perikanan nasional tahun lalu sebanyak 3,5 juta ton. Komoditi unggulan perikanan di wilayah ini antara lain udang, ikan bandeng, dan ikan tuna atau cakalang.
INDRA O Y
Berita terkait
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap
8 hari lalu
KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.
Baca SelengkapnyaTiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia
11 hari lalu
Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.
Baca SelengkapnyaPantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
11 hari lalu
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.
Baca SelengkapnyaAsal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara
15 hari lalu
Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPolisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg
16 hari lalu
Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.
Baca SelengkapnyaWalhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN
22 hari lalu
Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaSejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional
26 hari lalu
Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.
Baca SelengkapnyaTidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi
34 hari lalu
Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR
44 hari lalu
Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka
Baca SelengkapnyaEksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit
46 hari lalu
Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.
Baca Selengkapnya