TEMPO Interaktif, Jakarta: Departemen Pertahanan hingga kini belum menerima rencana penggabungan Armada Laut Kawasan Barat Indonesia dengan Armada Timur menjadi satu armada. Juru Bicara Departemen Pertahanan Marsekal Pertama Abdul Aziz Manaf menyatakan rencana itu masih dibahas oleh Markas Besar TNI."Belum ada usulan yang masuk ke Dephan," kata Azis kepada Tempo News Room di Jakarta, Rabu (8/10) siang. Menurutnya, pihaknya masih menunggu keputusan dari Mabes TNI. Setelah adanya persetujuan Mabes, dalam hal ini Panglima TNI, barulah rencana itu disampaikan ke Departemen Pertahanan.Dia mengaku tidak bisa berkomentar apakah rencana penggabungan armada laut menjadi hanya satu Armada Republik Indonesia lebih baik, efisien, dan mampu mengawasi seluruh perairan Indonesia. "Anda tanyakan saja sama Dirjen Strategi Pertahanan," elak Aziz. Seperti diketahui, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Bernard Kent Sondakh mengajukan rencana penggabungan Armada Barat dan Timur menjadi satu armada laut saja. Tujuannya, untuk mengatasi minimnya jumlah kapal patroli dan perang yang dimiliki TNI.Rencana ini juga bertujuan untuk mengkoordinasikan kerja kedua armada di bawah satu Panglima Armada RI. Selanjutnya, Panglima Armada RI itu akan membawahi tiga armada laut secara operasional, sesuai dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menyatakan tengah mengkaji rencana ini. Diharapkan, pada Hari Armada tanggal 5 Desember mendatang penggabungan armada ini dapat direalisasikan.Yura Syahrul - Tempo News Room
Berita terkait
Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan
1 menit lalu
Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan
Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.