Helikopter Kamov Mulai Padamkan Kebakaran Lahan di Kalimantan Tengah

Reporter

Editor

Kamis, 8 Oktober 2009 15:06 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk memadamkan kebakaran lahan yang masih terjadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kalimantan Tengah bersama-sama dengan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendatangkan pesawat helikopter pemadam kebakaran buatan Rusia jenis Kamov .

"Pesawat helikopter yang bisa mengangkut ribuan liter air dalam kondisi terbang ini dipastikan bisa menanggulangi kebakaran lahan yang masih terjadi saat ini," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Kardinal Tarung kepada wartawan, Kamis (8/10), di Palangkaraya.

Menurut Kardinal, pesawat Kamov ini datang pada kemarin siang, Rabu (7/10) dan dijadwalkan pada Kamis (8/10) hari ini sudah mulai beroperasi. Dijelaskannya, kedatangan pesawat ini atas permintaan Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana. "Dan saat ini masih terjadi kebakaran lahan yang cukup luas, terutama di sekitar Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dan kondisi itu bisa dilihat dari udara. Kebakaran ini jelas mengganggu penerbangan karena pada pagi hari Bandara Tjilik Riwut ditutupi asap," ujarnya.

Dipaparkan Kardinal, kebakaran lahan baru bisa dipadamkan degan menggunakan pesawat Kamov dengan menumpahkan berton-ton air karena lahan yang terbakar merupakan lahan gambut yang memerlukan banyak air. Ini untuk memadamkan pusat kebakaran yang hampir berada di kedalaman delapan meter dari permukaan lahan gambut, jelas Kardinal. "Kami takutkan dengan adanya hujan malah menimbulkan bertambahnya asap karena apabila air yang kita siramkan itu sedikit malah akan menambah asap," katanya.

Sementara itu, menurut Staf Balai Konsevasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, Andreas Dody, mengatakan bahwa saat ini berdasarkan data satelit, jumlah titik panas di Kalimantan Tengah sudah mulai menurun tajam. “Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir . Sehingga titik panas mengalami penurunan," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dicontohkannya, pada Kamis (1/10) ditemukan 14 titik panas, pada Jumat (2/10) turun menjadi 8 titik panas, pada Sabtu (3/10) nihil, pada Minggu (4/10) ada 4 titik panas, pada Senin (5/10) nihil, dan pada Selasa (6/10) ada 1 titik panas.

Sementara menurut Dody, data titik panas pada Rabu (7/10) dan Kamis (8/10) masih belum belum diketahui.

KARANA W

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

50 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

54 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya