Calon TKI ke Malaysia: Saya Malu Kembali ke Kampung

Reporter

Editor

Jumat, 18 Juli 2003 15:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Adolfina, 20 tahun, memiliki keinginan sederhana, menjadi pembantu rumah tangga di Malaysia. Tapi agaknya kini ia harus menyusun kembali cita-citanya setelah pemerintah Malaysia tidak akan menerima lagi pekerja Indonesia. Adolfina, yang berasal dari Palesan, Saluputih, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dan saat ini menunggu kawasan Lapangan Ros I, Tebet. Ia mengatakan tidak mengetahui kabar pemerintah Malaysia menghentikan masuknya tenaga kerja Indonesia. “Nggak tahu Mas,” katanya dengan perlahan, Senin (28/1), saat ditemui Tempo News Room. Ia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan jika tidak jadi berangkat ke Malaysia. “Saya malu kembali ke kampung,” katanya. Ia berharap bisa dikirim ke negara lain, seperti di kawasan Timur Tengah, daripada kembali ke kampungnya di Sulawesi. Ia menyandarkan keinginan ini setelah melihat teman sekampung, Eti, yang sudah dua tahun bekerja di Malaysia. Eti sudah memperbaharui rumah orang tuanya dan membiayai sekolah adik-adiknya. Adolfina, yang tidak mengetahui pekerjaan dan besar gaji Eti di Malaysia, tapi ia ingin memberikan sesuatu bagi keluarganya. Apalagi ayahnya sudah tidak ada dan masih ada dua adik yang bersekolah di SMP dan STM. Ia belakangan mendapatkan seorang sponsor, Yusron, yang menanggung “modal” bekerja di Malaysia. “Saya hanya mengeluarkan uang Rp 100 ribu,” katanya. Sedang pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, akan memberinya gaji RM 400 (RM 1 setara dengan Rp 2700 berarti Rp 1,08 juta). Dengan dukungan sponsor, ia kemudian sampai ke Jakarta dan sudah empat bulan menunggu tapi belum berangkat. Ia mengatakan masih ada lima orang serombongan yang belum berangkat. “Bahkan ada yang tujuh bulan belum berangkat,” katanya. “Dulu, kata Pak Yusron, langsung berangkat.” Tentu saja ia tidak gratis dengan seluruh fasilitas yang ia terima di sini. Direktur Operasional PT. Timur Raya Jaya lestari, Nur Hamid, di ruang kerjanya pada kesempatan sebelumnya mengatakan para pekerja ini tidak akan menerima gaji mereka selama empat bulan pertama sebagai ganti semua biaya di sini. Alhasil, selama empat bulan mereka belajar Bahasa Inggris, adat-istiadat di Malaysia, dan pekerjaan yang berhubungan dengan profesinya nanti. Mereka juga memakai seragam kemeja putih dan rok berwarna biru laut. “Ini untuk menambah semangat mereka,” kata Hamid lebih lanjut. (Faisal-Tempo News Room)

Berita terkait

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

1 jam lalu

Tanah Longsor di Kota Padang, Dua Warga Dilaporkan Hilang Tertimbun

Tanah longsor terjadi di Padang Sumatera Barat akibat hujan deras mengguyur kota itu sejak Selasa siang. Akses jalan menuju Solok terputus.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

2 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

2 jam lalu

Studi: Marah 8 Menit Saja Bisa Tingkatkan Peluang Serangan Jantung

Efek akut marah-marah pada kerja pembunuh darah, yang mungkin menambah peluang serangan jantung dan stroke.

Baca Selengkapnya

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

3 jam lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

3 jam lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

3 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

3 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

3 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

3 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

3 jam lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya