Perang Batik, Skor 1-0 untuk Indonesia

Reporter

Editor

Selasa, 15 September 2009 20:13 WIB

Batik
TEMPO Interaktif, Jakarta - Bagi orang Indonesia ini adalah kemenangan yang langka, mengalahkan Malaysia. Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) telah memutuskan bahwa batik Indonesia adalah salah satu warisan kultural yang perlu diselamatkan.

Pekan lalu, Badan PBB yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO) telah memasukkan batik sebagai warisan kulturan dunia. Keputusan itu dianggap penting bagi kalangan nasionalis di Indonesia, yang selama ini geram denga klaim Malaysia terhadap budaya Indonesia.

Dan awal Oktober nanti akan diadakan "pesta" penyambutan. Untuk menyambut "kemenangan" ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meminta seluruh orang Indonesia mengenakan baji batik pada hari acara tersebut digelar, 2 Oktober 2009.

"(Kemenangan) ini penting karena akhirnya dunia mengakui batik adalah tradisi khas Indonesia," kata Obin, desainer Indonesia terkemuka yag kerap memakai bahan batik. "Ini adalah bagian dari jiwa kami," katanya kepada New York Times.

Namun, membanggakan kemenangan hak cipta batik--mulai dari menggambar pola di kain putih, melapisi dengan lilin, memberi warna, dan mencelupnya--hanya satu dari sekian banyak isu yang membuat panas hubungan Indoneisa-Malaysia. Sebelumnya ada kasus perebutan wilayah perairan Ambalat, di timur Kalimantan, lalu pemakaian lagu "Rasa Sayange", tari pendet dalam kampanye pariwisata Malaysia yang berjuluk: "Malaysia Truli Asia".

Malaysia sendiri merasa tak sedang berperang. Juni lalu, menteri pertahanan Malaysia menyatakan hal tersebut bahwa dua negara sedang tak berperang.

Mereka menganggap memang ada kesamaan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Sejarah telah mengalirkan budaya yang sama, agama yang sama juga bahasa yang sama. Kedua negara ini benar-benar berperang pada 1960 semasa Presiden Sukarno di beberapa wilayah di Kalimantan. Tapi itu berpuluh tahun lewat.

Kini, yang terjadi banyak orang Indonesia marah karena Malaysia dianggap mencuri tradisi Indonesia. Contohnya, reog Ponorogo atau lagu "Rasa Sayange". Saking marahnya mereka menjuluki Malaysia sebagai "Malingsia". "Maling" artinya "mencuri", "sia" dalam bahasa Sunda artinya "kamu".

Kemarahan tersebut tak sepenuhnya betul. Contohnya, lagu "Rasa Sayange" tak murni asli Indonesia. Lagu ini masuk Indonesia saat Belanda menjajah negeri itu. Lagu itu juga muncul dalam film Belanda pada 1925. (klik di sini untuk videonya).

Menteri Pariwisata Malaysia Datuk Seri Dr. Rais Yatim mengatakan, bahwa lagu itu milik dua negara. "Saya telah bertemu dengan menteri Indoensia, lagu itu milik dua negara."

Sebagian masyarakat Indonesia telanjur marah kepada Malaysia. Negeri itu dinilai menyakit Indonesia: mulai dari soal penyiksaan Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia yang kerap terjadi, perebutan perairan ambalat, soal reog, lagu Rasa Sayange sampai urusan penyiksana terhadap Manohara Odelia Pinot, artis baru, oleh pangeran Malaysia. Gara-gara kasus-kasus itu ada sekelompok orang yang siap berangkat memerangi Malaysia.

Tapi, Ahmad Zahid Hamidi, Menteri Pertahanan Malaysia, mengatakan bahwa dia telah bertemu Menteri Pertahanan Indonesia Juwono Sudarsono. Mereka menjamin, "kedua negara tak akan berperang."

Dengan serentetan kasus itu, maka kemenangan upaya perlindungan batik sebagai tradisi Indonesia dianggap penting. Pemerintah Indonesia telah berjuang mendapatkan pengakuan ini. Mereka juga berjuang melindungi batik dari
pencuri motif yang dilakukan pengusaha Cina.

Sejumlah pejabat Indonesia sendiri serius mendukung melindungi batik. Menteri Keuangan Sri Mulyani, adalah salah satu menteri yang menjadi ikon batik nan elegan karena selalu mengenakan batik setiap pekan. Sejumlah kantor pemerintah juga mewajibkan adanya wajib "Jumat Batik", yakni wajib pakai batik di hari Jumat.

Pemerintah saat ini juga telah mendapatkan hak cipta bagi 300 desain bati Indonesia. Kebanyakan hak cipta itu didapat setelah 2007.

"Sekarang tak ada pertanyaan lagi, batik itu dari indonesia," kata Ari Safitri, 22, orang yang mengurus pola batik di Danar Hadi Museum di solo. "Setiap turis selalu bertanya apakah batik ini dari Malaysia."

"Bagi orang Indonesia mematenkan batik itu penting," kata Farish Noor, pengajar di S. Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University Singapura seperti dikutip Straits Times. "Padahal, di masa kolonial, penjajah melebarkan kekuasaannya melewati batas-batas negara," kata Noor. "Itu mengabaikan fakta bahwa banyak orang Indonesia yang membawa kebudayaannya ke negara lain, mereka tinggal dan hidup dengan tradisi itu."

Bagi penjual batik seperti Gunawan Setiawan, tak penting batik punya siapa. Dia telah berjualan batik sejak 1970 di pasar lama Solo. Pertikaian batik antara Indonesia-Malaysia itu justru membuat batik popular.

"Sejak 1970, permintaan pasar batik terbesar adalah beberapa tahun terakhir, setelah ada konflik dengan Malaysia," katanya di rumahnya yang merupakan pabrik batik. Dia berdiri di antara sejumlah perempuan yang sedang membatik. "Saya tak yakin siapa yang bakal menang. Tapi ini bagus untuk bisnis."

Straits Times | New York Times | BS

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

6 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

9 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

34 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

36 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

53 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya