Padang Savana Gunung Rinjani Terbakar  

Reporter

Editor

Kamis, 20 Agustus 2009 09:01 WIB

TEMPO/ Taufik Subarkah

TEMPO Interaktif, Mataram - Padang savana Gunung Rinjani seluas 300 hektare terbakar sejak Rabu (19/8) siang. Penyebabnya diduga berasal dari api unggun para pemburu atau puntung rokok.

Terbakarnya ilalang setinggi pinggang manusia tersebut akibat mengeringnya tumbuhan pada puncak musim kemarau, yang setiap tahun memang berpotensi terjadi di sana.

Lokasi kebakaran berada di selatan Gunung Barujari atau di atas bibir kaldera yang berjarak sekitar 500-an meter dari tepi Danau Segara Anak di kawaian Rinjani tersebut.

Lokasi terdekat berada di Lendang Kepundung, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur. Api dikawatirkan merusak hutan pohon cemara, bangsal (bakbakan), bunga edelweis. Kebakaran juga mengancam musnahnya rusa (sebutan lokal: mayung), kijang (senggak), burung punglor (tempang), elang dan tekukur.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani di Sembalun, Mutaharlin, mengatakan kebakaran tersebut diduga ulah para pendaki dan pemburu lokal. Selain berburu, mereka juga melakukan kegiatan tradisi mandi air panas serta memancing di Danau Segara Anak.

"Biasanya yang bandel itu orang lokal, bukan pendaki wisatawan," katanya kepada Tempo, Kamis (20/8) pagi.

Kebakaran yang berada di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut tersebut tidak mungkin bisa diatasi dengan menyemprotkan air karena jauh dari lokasi pemukiman penduduk dan biasanya berhenti dengan sendirinya.

"Kalau sudah terbakar ya tunggu saja berhenti dengan sendirinya," ucap Mutaharlin.

Menurut Kepala Seksi Pengelolaan Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Lalu Moh.Fadli kepada Tempo, tim kesatu sebanyak 30 orang diberangkatkan melalui pos Sembalun dari arah sebelah timur dan tim kedua 20 orang melalui arah selatan jalur Timbanuh - Cemara Rompes dan Gunung Bendera sekitar perjalanan pendakian delapan jam.

Mereka terdiri dari kelompok masyarakat, TNI dan Dinas Kehutanan. "Mereka dibekali jet shooter berupa kantong air dan kopiok semacam cangkul pegangan karet," ujar Fadli.

SUPRIYANTHO KHAFID

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

49 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

54 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya