Petani Purwakarta Kecewa Padi Hybrida Tak Tahan Wereng Coklat

Reporter

Editor

Senin, 13 Juli 2009 15:23 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan ihwal kualitas padi jenis hybrida yang ternyata sangat rapuh menerima gempuran hama. "Terutama hama wereng coklat," kata Iman, seorang petani asal, Kecamatan Sukatani, Senin (13/7).

Menurut Iman, serangan hama wereng coklat tersebut, telah mengurangi produksi padi hybrida yang dipromosikan para produsennya bisa menghasilkan 12-12,5 ton per hektare itu, secara signifikan. Yang bisa diselamatkan hanya 4,8 ton saja. Itu pun, karena petani melakukan penyelamatan dengan cara panen dini. "Kalau dibiarkan pasti keburu habis," kata Iman.

Muhidin, petani di Campaka mencoba membandingkan dengan jenis padi varietas nasional Bagendit dan Ciherang. "Keduanya cukup kuat menahan serangan jenis hama wereng," kata Muhidin.

Dari sisi capaian produksi padi hybrida yang bebas hama pun, kata Muhidin, realitasnya tidak sehebat yang dipromosikan para produsennya yakni 12-12,5 ton per hektar. "Nyatanya, hasil panen sekarang hanya dapat delapan ton saja," kata Muhidin.

Tri Hartono, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Purwakarta, mengaku sudah banyak mendaptkan keluhan soal kualitas padi hybrida itu. "Hasilnya memang tak sesuai kenyataan," kata Tri.


Ia mengaku sudah melihat langsung ke areal persawahan bagaimana tidak berdayanya padi hybrida terhadap serangan wereng coklat tersebut.

Dari sisi hasil pun, Tri mengaku sudah melakukan perbandingan. Capaian produksi rata-rata padi hybrida ternyata hanya 8 ton per hektare, tak jauh beda dengan varietas nasional Bagendit yang mencapai 7,6 ton dan Ciherang 7,2 ton per hektarenya.

Tri mengaku sudah berkirim surat kepada Pt.Inhutani 2, Pt.Sembada dan Pt.Bernas, yang memasarkan benih padi hybrida di daerahnya. Isi suratnya, minta supaya mereka bisa mengawal pertumbuhan tanaman padi mulai dari tanam hingga masa panen. "Produsen harus langsung turun tangan," kata Tri.

Kalau tidak, petani tak akan mau lagi menenam jenis padi yang diklaim sebagai produksi paling unggul itu. Pemerintah selama ini, telah menyubsidi pengadaan bibit padi hybrida buat petani 15 kilo gram atau setara dengan Rp.750 ribu per hektar yang dibeli dari tiga produsen padi hybrida itu.

NANANG SUTISNA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

8 Juni 2022

Akademisi: Kesejahteraan Petani di Era Mentan SYL Terus Meningkat

Peningkatan kesejahteraan dapat terlihat dari data BPS. Data FAO juga menunjukkan produksi beras di Indonesia melimpah, kedua terbanyak di Asia.

Baca Selengkapnya

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

9 September 2021

Program Makmur Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Petani

Tercatat sejumlah peningkatan antara lain produktivitas yang naik dari 34 persen menjadi 42 persen, serta bertambahnya pendapatan petani.

Baca Selengkapnya

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

13 Desember 2018

Sebut Petani Saat Ini Tak Sejahtera, KRKP Jelaskan Indikatornya

KRKP menyatakan target swasembada beras yang dicanangkan Jokowi sejak empat tahun lalu masih belum bisa mensejahterakan petani.

Baca Selengkapnya

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

17 Maret 2018

Tanam Padi Pakai Metode Hazton, Panen Petani Sigi Meningkat Pesat

Budidaya padi dengan Metode Hazton berhasil meningkatkan hasil panen di Sigi, Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

4 Januari 2018

Mentan Amran Keluhkan Pemuda Tak Ingin Jadi Petani

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan para petani di Indonesia banyak yang berusia tua dan sulit mendapatkan generasi penerus.

Baca Selengkapnya

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

29 September 2017

Rembuk Petani Soroti Pemborosan Rp 45 Triliun Subsidi Pertanian

Hasil Rembuk Nasional Petani mengusulkan dilakukan audit terhadap subsidi pupuk, benih, dan alat pertanian yang tiap tahunnya mencapai Rp 45 triliun.

Baca Selengkapnya

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

13 September 2017

Penyebab Petani Mataram Enggan Terima Bantuan Mesin Pemerintah

Petani di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, enggan menerima tiga unit mesin panen padi dengan ukuran besar yang merupakan bantuan dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

11 Mei 2017

Pekan Kontak Tani Nelayan Ditutup, Peserta Agar Pelopori Daerah

Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di Banda Aceh berakhir dan para petani dan nelayan diharapkan menjadi pelopor di daerahnya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

14 Januari 2017

Kementerian Pertanian Siapkan Program Regenerasi Petani  

Program tersebut untuk mencari bibit-bibit petani muda yang mampu menguasai teknologi pertanian serta berkompetensi di bidang informasi pertanian.

Baca Selengkapnya

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

12 Januari 2017

1,4 Juta Petani di Jawa Tengah Punya Kartu Tani Tahun Ini

Sekitar 1.484.221 orang petani di Jawa Tengah akan mendapatkan kartu tani, sehingga tidak lagi terkendala stok pupuk saat masa pemupukan.

Baca Selengkapnya