Pasien Rumah Sakit GPI Protes Biaya Operasi Membengkak

Reporter

Editor

Sabtu, 11 Juli 2009 09:45 WIB

TEMPO Interaktif, Depok - Nasriyah (37), warga Jalan Nusa Indah no.14 RT3/RW4, Kelurahan Beji Timur, Depok memprotes biaya rawat inap adiknya, Rina (23) yang mencapai Rp 11 juta. Menurutnya biaya tersebut tidak masuk akal, apalagi pasien hanya menjalani operasi usus buntu dan dirawat selama tiga hari di Rumah Sakit Graha Permata Ibu (GPI), Kukusan, Depok.

Menurutnya, ketika mengantar adiknya ke rumah sakit, ia sempat menanyakan ke bagian informasi biaya rawat inap kamar kelas dua selama tiga hari. "Mereka bilang 4,5 juta tanpa obat," ujarnya kepada wartawan di halaman rumah sakit, Jumat (10/07). Ternyata ketika akan pulang ia disodorkan tagihan yang membumbung hingga mencapai Rp 11 juta.

Nasriyah meganggap nominal tersebut tidak masuk akal. Apalagi tagihan yang cukup besar adalah biaya obat-obatan dimana pasien tidak merasa mengkonsumsi obat sebanyak yang tertera di tagihan. "Masak cuma rawat tiga hari biaya sampai setinggi itu. Adik saya juga tidak merasa mengonsumsi obat sebanyak itu," jelasnya. Ia mengatakan ingin tetap membawa adiknya pulang dan hanya bersedia membayar biaya maksimal sampai Rp 6 juta saja.

Si pasien, Rina mengaku hanya mendapat obat penurun panas sekitar tiga kali. Sedangkan obat yang lain masuk melalui infus. Menurut Supriyanto (46), kakak ipar korban, banyak obat yang diberikan ke pasien tidak dikonsultasikan dulu ke keluarga. "Tiap keluarga punya hak untuk tahu obat yang diberikan dan berapa biayanya. Jangan asal memberikan saja," jelasnya.

Sementara itu, manajer keuangan Rumah Sakit Graha Permata Ibu, Adin Prijanto mengatakan sejak awal masuk keluarga sudah menyanggupi biaya perawatan yang ditaksirkan mencapai Rp 4,5 juta tanpa obat-obatan dan alat disposibel. "Mungkin pasien kaget ketika melihat tagihannya jadi sebesar itu," ujarnya. Ia mengaku beberapa obat yang diberikan ke pasien tidak dikonsultasikan, baik mengenai biaya maupun jenis obatnya. Pasalnya sejak awal keluarga tidak pernah menyatakan tidak mampu dan memilih untuk masuk di kamar kelas dua. "Kalau pasien nyatakan tidak mampu tentunya kami berikan obat generik. Tapi ini kan pasien kelas dua, tentunya yang diberikan adalah obat yang efektifitasnya lebih baik bukan obat generik," jelas Adin.

Selain itu, semasa pasien dalam perawatan di rumah sakit memang ada tindakan-tindakan medis yang harus segera dilakukan, sehingga tidak mungkin jika harus dikonsultasikan ke pasien terlebih dahulu. Jadi keluarga mungkin tidak menyangka jika biaya obat-obatan membengkak bisa mencapai sekitar Rp 5 juta.

Akhirnya melihat keluarga yang ternyata tidak sanggup membayar, pihak Rumah Sakit Graha Permata Ibu memberikan keringanan biaya dan mempersilakan pihak keluarga membayar sebesar Rp 7 juta. Meski demikian, pihak rumah sakit enggan memberitahu biaya-biaya apa saja dari tagihan tersebut yang akhirnya dikurangi.

TIA HAPSARI

Berita terkait

Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

18 September 2018

Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

Kuasa hukum RS Omni Alam Sutera tidak bersedia mengomentari keputusan hakim, yang menyatakan Rumah Sakit Omni terbukti bersalah atas kasus malpraktik.

Baca Selengkapnya

RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

18 September 2018

RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

Ibu dua anak kembar itu merasa puas dengan keputusan pengadilan yang menyatakan RS Omni Alam Sutera terbukti malpraktik.

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

12 September 2018

BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

Setiap tahun DKI menggelontorkan Rp 1,5 triliun untuk membayar premi BPJS Kesehatan bagi pasien kelas III. BPJS Kesehatan defisit Rp 9,75 triliun .

Baca Selengkapnya

Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

30 Agustus 2018

Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

Juliana Dharmadi, ibu kembar Jared dan Jayden Cristophel, korban dugaan malpraktik Rumah Sakit Omni menanggung beban hidup berat selama 10 tahun ini.

Baca Selengkapnya

RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

29 Agustus 2018

RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

Juliana menuduh RS Omni lakukan malpraktik sehingga anak kembarnya buta, dia menggugat Rp 20 miliar.

Baca Selengkapnya

Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

27 Februari 2018

Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

Beredarnya rekaman video pelecehan seksual oleh seorang perawat menyentak kita semua.Tak mudah menuduh tenaga kesehatan melakukan pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

10 September 2017

BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

Pengamat BPJS Watch Timboel Siregar mendesak kepolisian untuk menyelidiki dokter dan petugas rumah sakit yang menolak bayi Debora.

Baca Selengkapnya

Bayi Meninggal di Rumah Sakit, Gubernur Djarot Ingatkan Kode Etik  

10 September 2017

Bayi Meninggal di Rumah Sakit, Gubernur Djarot Ingatkan Kode Etik  

Bayi Debora meninggal di RS Mitra Keluarga karena orang tuanya tak punya Rp 19 juta untuk biaya fasilitas PICU.

Baca Selengkapnya

Tempat Parkir Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo Terbakar

23 Juni 2017

Tempat Parkir Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo Terbakar

Rumah sakit ini memiliki sistem pemadaman sebagai langkah
pencegahan.

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit di Bekasi Diduga Lakukan Malapraktek

28 Maret 2017

Rumah Sakit di Bekasi Diduga Lakukan Malapraktek

Putri Ira Rahmawati meninggal karena keterlambatan dokter memberi pertolongan darurat.

Baca Selengkapnya