Pedagang Kawasan Malioboro Dibatasi

Reporter

Editor

Jumat, 22 Mei 2009 15:47 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Jumlah pedagang di kawasan Malioboro akan ditekan supaya tidak bertambah. Pembatatasan tersebut untuk menciptakan kondisi pelataran jalan Malioboro supaya bisa terkendali dan rapi. Pemerintah Kota Yogyakarta membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Malioboro untuk menangani hal tersebut mulai Juni mendatang.

“Kita melakukan “zero growth”, alias tidak ada penambahan lagi bagi pedagang baru, hal ini untuk memudahkan penataan kawasan Malioboro yang semakin terlihat semrawut,” kata Haryadi Suyuti, Wakil Walikota Yogyakarta, Jumat (22/5).

Menurut dia, beban kawasan Malioboro yang pesat mengakibatkan pelaku kawasan padat tersebut harus dibatasi.

Haryadi optimis, Malioboro yang selama ini terlihat semrawut, kumuh dan tidak tertata diharapkan dapat lebih terkendali. UPT yang menjembatani kepentingan tersebut ada enam instansi yaitu, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perhubungan, Dinas Ketertiban, Dinas Kimpraswil (Pemukiman dan Prasarana Wilayah) dan Disperindagkoptan (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian). Mereka wajib bersinergi guna memunculkan solusi terbaik bagi ikon pariwisata Yogyakarta tersebut.

“Instansi ini harus mampu bekerjasama yang koordinatornya di bawah Disperindagkoptan,” kata Haryadi.

Pemerintah kota Yogyakarta terus melakukan sosialisasi kepada 19 Paguyuban Kawasan Malioboro (PKM). PKM yang terdiri pedagang kaki lima , asongan, seniman, juru parkir, tukang becak hingga pengusaha tersebut juga harus memiliki kesadaran dan komitmen untuk mewujudkan keteraturan Malioboro.

Memang, sejauh ini penataan Malioboro, belum mengarah pembangunan fisik. Namun, aspek teknis dan sosial yang menjadi prioritas revitalisasi kawasan tersebut. “Untuk pembangunan fisik belum kita bicarakan, hanya saja rencana pembangunan sudah ada planningnya,” kata dia.

Menurut Sujarwo Putra, presidium PKM, pembatasan bisa dilakukan asal Pemerintah Kota Yogyakarta tidak melakukan aksi penggusuran yang dapat merugikan pelaku usaha. “Penataan kawasan Malioboro harus mementingkan kebutuhan para pedagang dan komunitas Malioboro, jangan sampai ada penggusuran,” kata Sujarwo.

Menurut dia, para pedagang di kawasan Malioboro sebanyak 3000 orang lebih, tukang parkir lebih dari 100 orang dan tukang becak yang sering mangkal di kawasan wisata tersebut sebanyak 600 tukang becak.

MUH SYAIFULLAH

PKL

Berita terkait

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

35 hari lalu

Sederet Aktivitas Terlarang di Malioboro Saat Libur Lebaran, PKL Liar Sampai Merokok Sembarangan

Satpol PP Kota Yogyakarta mendirikan Posko Jogoboro untuk pengawasan aktivitas libur Lebaran khusus di kawasan Malioboro mulai 8 hingga 15 April 2024

Baca Selengkapnya

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

20 Januari 2024

Pemilik Usaha Kuliner Daging Anjing di Solo Minta Pemerintah Beri Solusi Terbaik: Jangan Asal Menutup

Mereka berharap bisa beraudiensi dengan jajaran Pemkot Solo dan komunitas pecinta anjing untuk mendapatkan solusi tersebut.

Baca Selengkapnya

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

30 November 2023

Cerita PKL di JIS Lega Piala Dunia U-17 Telah Usai, Kenapa?

Semarak dan keseruan Piala Dunia U-17 2023 telah berlalu di Jakarta International Stadium (JIS).

Baca Selengkapnya

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

16 November 2023

Kenapa Desain Spanduk Warung Tenda Pecel Lele Hampir Sama Semua?

Saat diperhatikan, warung-warung yang menjual pecel lele biasanya menggunakan spanduk dengan motif yang seragam. Bagaimana asal-usulnya?

Baca Selengkapnya

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

7 November 2023

Siswa SMK Berkebutuhan Khusus di Tangsel Akhirnya Diterima Magang di Hotel

Sebuah hotel di BSD akhirnya mau menerima Irvine, siswa SMK berkebutuhan khusus untuk magang praktek kerja lapangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

2 Oktober 2023

Setelah Relokasi, Puluhan Pedagang Kuliner Sekitar ITB Masih Tahap Transisi

Pada 7 Agustus, pedagang kuliner di sekitar ITB digusur pemerintah Kota Bandung karena lokasi berdagangnya termasuk jalur terlarang.

Baca Selengkapnya

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

23 Agustus 2023

Ormas di Bekasi Diduga Minta Sumbangan Rp 100 Ribu ke PKL untuk Acara HUT Organisasi

Para PKL meminta polisi menindak ormas yang meminta sumbangan untuk HUT organisasi. Setiap hari sudah menarik iuran ke pedagang.

Baca Selengkapnya

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

7 Agustus 2023

Rencana Relokasi PKL Jalan Ganesha, Keluarga Mahasiswa ITB Tuntut 3 Hal

Keluarga Mahasiswa ITB mencatat beberapa masalah yang harus dijelaskan sebelum relokasi PKL.

Baca Selengkapnya

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

2 Juni 2023

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

Di kawasan Pantai Padang, memang berdiri tenda-tenda semi permanen milik pedagang.

Baca Selengkapnya

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

21 Mei 2023

Protes PKL Serobot Trotoar, Warga Komplek Pertamina Pondok Ranji Pasang Spanduk

Ketua RT Kompleks Pertamina sebut warga telah mengadukan PKL serobot trotoar itu ke Kecamatan Ciputat, namun keluhan itu tidak digubris oleh camat.

Baca Selengkapnya