KPK Dinilai Tak Mampu Basmi Korupsi

Reporter

Editor

Selasa, 19 Mei 2009 18:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama Hasyim Muzadi menakar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan mampu memberantas korupsi sampai tuntas. Menurut dia, hal itu sulit dilakukan mengingat korupsi sudah mengakar dalam berbagai lini. "Komisi tidak akan mampu, perlu gerakan moral antikorupsi," kata Hasyim dalam Seminar Poros Lintas daerah di gedung MPR/DPR, Selasa (19/5).

Dia menambahkan, perlu gerakan yang lebih kuat dan meluas dalam pemberantasan korupsi. Hasyim pernah menggagas upaya gerakan moral antikorupsi bersama mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Syafi'i Ma'arif. Namun saat itu, kata dia, gerakan itu belum menasional. "Perlu gerakan yang menasional," katanya.

Gerakan ini, kata dia, melibatkan seluruh instrumen dan komponen masyarakat dengan dipimpin oleh Presiden sebagai kepala negara. Mengingat, komponen birokrasi dinilai paling banyak pelaku korupsi. Komisi itu, kata dia, cukup mengawasi pelaksanaannya, terutama presiden. "Jika ada penyimpangan," ujarnya.

Menurut dia lagi, keterbatasan KPK yang hanya ada di pusat menjadi titik kelemahan. Korupsi, kata dia, setahap demi tahap bisa hilang. "Komisi bisa menangkap koruptor, tapi tidak bisa menghilangkan perilaku korup," katanya. Apalagi, lanjut dia, setelah Ketua KPK Antasari Azhar terjerat dalam kasus pembunuhan.

Hasyim menuturkan, tindakan KPK juga bisa menimbulkan dendam antarrezim. "Itu bisa saling menjatuhkan," katanya. Karena, kata dia, ketika penentu pimpinan KPK berbeda tentu target pun akan berubah. "Kalau ganti moncongnya, arah tujuan KPK pasti berubah." Hasyim juga mempertanyakan, efektifitas kinerja KPK. Anggaran yang dibutuhkan KPK, kata dia, apakah sudah sesuai dengan hasil tangkapan. "Uang yang dikeluarkan sudah sebanding dengan uang yang didapatkan," katanya.

Sekretaris Umum Persatuan Gereja Indonesia Ricard Daulay mengatakan KPK masih dibutuhkan. "Ini masih diperlukan sebagai shock teraphy," katanya. Aparat penegak hukum, kata dia, belum bisa bekerja sempurna. Pengamat Sosial Universitas Indonesia Eko Prasodjo berpendapat sama. KPK masih dibutuhkan. Korupsi sudah masuk dalam lini politik, yudikatif, dan birokrasi. Menurut dia, korupsi yang paling membahayakan adalah korupsi pada birokrasi dengan menggunakan peraturan perundang-undangan.

EKO ARI WIBOWO

Berita terkait

Ulama Mesir Syekh Yusuf Al Qaradawi Wafat, Pernah Berpesan kepada Nahdlatul Ulama

27 September 2022

Ulama Mesir Syekh Yusuf Al Qaradawi Wafat, Pernah Berpesan kepada Nahdlatul Ulama

Syekh Yusuf Al Qaradawi, ulama dan cendekiawan Mesir itu wafat pada Senin, 26 September 2022. Ia pernah datang ke kantor PBNU, ini pesannya.

Baca Selengkapnya

Hari ini 129 Tahun Silam, Hari Ketika Pelat Nomor Mulai Diperkenalkan

14 Agustus 2022

Hari ini 129 Tahun Silam, Hari Ketika Pelat Nomor Mulai Diperkenalkan

Melansir On the Road Trends, aturan pemasangan pelat nomor ini kemudian diikuti oleh beberapa negara, seperti Jerman pada 1896 dan Belanda pada 1898.

Baca Selengkapnya

Alasan di Balik Penggantian Warna Pelat Nomor Kendaraan

5 Juni 2022

Alasan di Balik Penggantian Warna Pelat Nomor Kendaraan

Pelat nomor kendaraan berwarna putih diatur dalam Peraturan Kepolisian Nomor 7 Tahun 2021..

Baca Selengkapnya

Yahya Staquf: Harlah PPP Dihadiri Jajaran PBNU Terbanyak

27 Maret 2022

Yahya Staquf: Harlah PPP Dihadiri Jajaran PBNU Terbanyak

Puncak Harlah PPP ke-49 digelar bersamaan dengan haul Hasyim Muzadi ke-5 di Pesantren Al-Hikam, Malang.

Baca Selengkapnya

5 Tahun KH Hasyim Muzadi Meninggal, Menunjuk Tempat Makamnya Sebelum Berpulang

19 Maret 2022

5 Tahun KH Hasyim Muzadi Meninggal, Menunjuk Tempat Makamnya Sebelum Berpulang

KH Hasyim Muzadi meninggal pada 16 Maret 2017, di usia 73 tahun. Sebelum berpulang ia menunjuk lokasi makamnya.

Baca Selengkapnya

Muktamar NU: Pimpinan GP Ansor Ingin Ada Regenerasi Ketua Umum

11 Oktober 2021

Muktamar NU: Pimpinan GP Ansor Ingin Ada Regenerasi Ketua Umum

GP Ansor mengharapkan Ketua Umum PBNU yang terpilih nanti merupakan sosok muda.

Baca Selengkapnya

Larangan Mempercayai Ramalan Menurut Islam

4 Juli 2021

Larangan Mempercayai Ramalan Menurut Islam

Mantan Ketua PBNU, Hasyim Muzadi, pernah mewanti-wanti agar masyarakat tidak mempercayai ramalan karena menyesatkan

Baca Selengkapnya

Putra Hasyim Muzadi Wafat, Waspada 7 Tanda Ngantuk saat Mengemudi

19 Desember 2019

Putra Hasyim Muzadi Wafat, Waspada 7 Tanda Ngantuk saat Mengemudi

KH Hasyim Muzadi, Hilman Wajdi atau sering disapa Gus Hilman, tewas karena kecelakaan. Diduga pengemudi ngantuk. Brikut tanda pengemudi ngantuk.

Baca Selengkapnya

Putra Hasyim Muzadi Meninggal, Kiat Atasi Ngantuk Saat Berkendara

19 Desember 2019

Putra Hasyim Muzadi Meninggal, Kiat Atasi Ngantuk Saat Berkendara

Putra KH Hasyim Muzadi, Gus Hilman, kecelakaan di tol Pandaan-Malang karena supir mengantuk. Berikut tips mengatasi kantuk saat berkendara.

Baca Selengkapnya

Jenazah Putra Kiai Hasyim Muzadi Dimakamkan

18 Desember 2019

Jenazah Putra Kiai Hasyim Muzadi Dimakamkan

Jenazah putra Hasyim Muzadi, Hilman Wajdi alias Gus Andi dimakamkan di lingkungan Pondok Pesantren Putri Al-Hikam, Jalan Cengger Ayam 25, Kota Malang.

Baca Selengkapnya