Selama Tiga Pekan 800 Perahu Jukung di Jember Menganggur

Reporter

Editor

Senin, 19 Januari 2009 14:32 WIB

TEMPO Interaktif , Jember: Akibat kondisi cuaca yang tak kunjung membaik, sudah tiga pekan nelayan di pesisir selatan Jember-Jawa Timur tidak melaut. Pasalnya, cuaca masih tidak mendukung dan berbahaya. Angin kencang disertai hujan deras dan ombak yang tinggi, masih terus terjadi hingga hari ini.


Masyarakat nelayan di wilayah Pantai Puger kecamatan Puger dan pantai Pancer
Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu kini mengalami musim paceklik ikan. "Sekarang musim angin barat. Cuaca tidak bersahabat," kata Koordinator Forum Komunikasi Nelayan Jember (FKNJ) Hambali kepada Tempo, senin (19/01) siang.

Para nelayan, kata Hambali, takut dan tidak ingin jadi korban keganasan ombak laut selatan atau perairan Samudera Hindia yang merupakan perairan selatan Kabupaten Jember. "Sementara ini, yang pergi melaut hanya lima sampai sepuluh kapal dalam sehari semalam. Itu pun tidak jauh-jauh ke tengah laut. Mereka terpaksa ndablek atau nekat, karena terdesak kebutuhan hidup,"tambahnya.

Sampai hari ini, sekitar 800 perahu Jukung milik para nelayan di pantai pacer dan Pantai Puger, di pesisir selatan Jember itu nampak dibiarkan di tepi pantai dan di sekitar areal Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI). Aktivitas pelelangan ikan yang biasanya ramai, juga tampak tidak seramai biasanya.

Namun di beberapa tempat perahu,masih nampak ada aktivitas para nelayan. Mereka nampak hilir mudik diatas perahu untuk memperbaiki perahu atau memperbaiki jaring yang rusak. "Daripada di rumah nggak ada kerjaan, lebih baik mengecat perahu dan memperbaiki kayu-kayu yang mulai lapuk," ujar P.Tamim (40), salah seorang nelayan pantai Puger.

Beberapa orang nelayan yang ditemui mengatakan, mereka terpaksa tidak melaut karena terjadi gelombang setinggi dua hingga empat meter."Ombak masih tinggi. Dua sampai 4 meter. Cuaca juga masih tidak menentu. Seringkali hujan dan angin. Kami terpaksa istirahat dulu sampai situasi gelombang dan angin mereda. Takut kalau melaut, nanti malah celaka diterjang ombak," Subahri (35) salah seorang nelayan pesisir pantai Pancer.

Tangkapan turun hingga hanya 20 persen dibanding kondisi normal. Menurut catatan FKN Jember, ikan tangkapan para nelayan saat ini hanya berkisar 10 sampai 15 ton per hari. Jika musim ramai, warga menyebutnya musim angin timur, tangkapan bisa mencapai 50-60 ton per hari. Kondisi paceklik tersebut sudah berlangsung sejak akhir bulan Desember 2008 lalu.

Harga ikan laut juga naik. Ikan lemuru yang biasanya dijual Rp 1.500 per kilogram, kini melambung menjadi Rp 4000 hingga Rp 5000 per kilogram. Begitu juga ikan tongkol yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per kilogram, naik menjadi Rp 11.000.- hingga Rp 12500 per kilogram.

Biasanya kondisi seperti ini berlangsung selama tiga hingga empat bulan. "Angin barat mulai reda setelah bulan dua (Februari) atau tiga (Maret)," tambah Hambali.


MAHBUB DJUNAIDY

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

8 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

11 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

11 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

15 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

16 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

22 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

34 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

44 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya