Siap-siap Pengangguran Melonjak Tahun 2009

Reporter

Editor

Senin, 8 Desember 2008 16:52 WIB

TEMPO Interaktif , Jakarta: Sekjen Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Besar Setyoko menyatakan bahwa Depnakertrans telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi bagi pekerja yang terkena dampak krisis finansial tahun 2009.


"Kami meminta kepada perusahaan agar menjadikan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai pilihan terakhir," kata Besar saat dihubungi lewat telepon, 8 Desember 2008.

Asosiasi Pekerja Indonesia memprediksikan bahwa sekitar setengah juta sampai satu juta pekerja akan kehilangan pekerjaannya sepanjang tahun 2009. Bentuknya antara lain dengan pemecatan, kontrak yang tidak dilanjutkan dan perumahan karyawan.

"Pemulangan karyawan harus dihindari sebisa mungkin," kata Besar. Agar pengusaha tetap bertahan saat krisis, dia menyarankan agar pengusaha melakukan efisiensi dalam menjalankan perusahaannya.

Menurut Besar, kini Depnakertrans hanya berperan sebagai pengawas. Pasalnya, pihak yang berwenang berhubungan langsung dengan perusahaan adalah pemerintah daerah. "Kami hanya bisa melakukan monitoring dan memberi dorongan," ucapnya

Namun jika PHK tak dapat dihindari, Besar menyatakan bahwa Depnakertrans akan mendorong terbentuknya lapangan kerja baru. Menurutnya, pekerja harus diarahkan menuju sektor yang kurang banyak diminati, misalnya sektor pertanian dan wirausaha.

Depnakertrans juga melakukan pelatihan kewirausahaan dan pelatihan ketrampilan di Balai Latihan Kerja. Tujuannya, untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. "Kami akan menyiapkan BLK di daerah-daerah," kata dia.

Para pekerja juga akan dialirkan untuk program pembangunan infrastruktur. Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia , investasi dalam infrastruktur memang masih akan berjalan lancar meski krisis. "Saya berharap proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah bisa menyerap banyak pekerja," ujar Ketua Apindo Sofyan Wanandi

Rupanya, menurut pengamatan Apindo, pemutusan hubungan kerja telah mulai dilakukan oleh pengusaha sektor perkebunan. Sebagian besar pekerja perkebunan merupakan pegawai kontrak, sehingga sangat mudah dihentikan kontraknya tanpa melanggar peraturan ketenagakerjaan.

Setelah itu, menurutnya sektor manufacturing akan terkena dampak paling parah dari krisis. "Karena investasi makin menurun," ujar Sofyan.

Sofyan mengungkapkan bahwa tengah tahun kedua merupakan masa yang paling berat. Pasalnya, saat itu pemilu telah usai. "Saat pemilu banyak orang yang royal membelanjakan uangnya sehingga perputaran uang cukup lancar," kata dia.

FAMEGA SYAFIRA

Berita terkait

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

45 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

1 Februari 2024

Somalia, Negara Paling Korup di Dunia Versi Transparency International

Transparency International telah merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi. Berikut profil Somalia, negara paling korup di dunia.

Baca Selengkapnya

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

29 Januari 2024

Anies Janji Evaluasi UU Cipta Kerja, Bandingkan Tingkat Pengangguran Era Jokowi Vs SBY

Calon Presiden nomor urut satu Anies Baswedan berjanji bakal mengkaji ulang UU Ciptaker yang tidak memberikan rasa keadilan untuk pekerja kerah biru.

Baca Selengkapnya

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

24 Januari 2024

Cak Imin: Kesejahteraan Bukan untuk Segelintir Elite, Bukan untuk yang Ingin Berkuasa Terus-menerus

Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan pemerataan pembangunan menjadi salah satu prioritas program jika AMIN terpilih pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

20 Januari 2024

Anies Baswedan Sebut Investasi di Batam Padat Modal: Akibatnya Banyak Pengangguran

Anies Baswedan menyebut karakter investasi di Batam yang padat modal menyebabkan banyak pengangguran karena tenaga kerja tidak terserap.

Baca Selengkapnya