Anggaran Pembangunan Negara Berkembang Tidak Boleh Dikorbankan
Reporter
Editor
Sabtu, 15 November 2008 09:01 WIB
TEMPO Interaktif,: Presiden Yudhoyono mengulangi pernyataannya untuk mengusulkan pembentukan global expenditure support fund, yaitu kumpulan dana untuk membantu perekonomian negara berkembang sebagai kelompok yang diharapkan berkontribusi besar mendorong pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis finansial global.
Hal itu diutarakan presiden saat bertemu masyarakat Indonesia di Amerika Serikat pada hari Jumat waktu setempat, beberapa jam sebelum pertemuan G20 dibuka dengan jamuan makan malam di Gedung Putih.
Saat kita mengantispasi masa yang sulit dihadapan kita, saya akan menegaskan pentingya melindungi masyarakat miskin di negara-negara berkembang dengan menjamin bahwa anggaran-anggaran pembangunan yang pro masyarakat miskin tidak dikorbankan, dan itu sebabnya saya akan mengusulkan Global Expenditure Support Fund" kata presiden. Dana itu dalam visi Presiden Yudhoyono diprioritaskan bagi negara berpeghasilan menengah untuk jangka waktu minimum tiga tahun.
Pekan lalu Bank Dunia mulai mempublikasikan proyeksi perekonomian dunia untuk 2009 di mana Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara maju hanya akan mencapai sekitar 1 persen karena krisis finansial yang dimulai di Amerika pada pertengahan 2007 sedangkan negara berkembang dilaporkan tidak akan mengalami dampak yang sama besar dengan dampak yang dialami negara-negara maju dengan proyeksi pertumbuhan 4,5 persen.
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
27 Agustus 2018
Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.