Rp 5 Juta untuk Pelestari Cagar Budaya  

Reporter

Editor

Rabu, 12 November 2008 16:50 WIB

TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan insentif sebesar Rp 5 juta terhadap 14 pengelola dan pemilik rumah yang dinilai melestarikan warisan budaya. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya menyatakan pelestarian warisan budaya merupakan bentuk tanggungjawab generasi sekarang terhadap generasi selanjutnya. “Agar mereka tidak kehilangan obor kebudayaan,” papar Gubernur sebagaimana dibacakan Wakil Gubernur Sri Paku Alam IX di Kepatihan hari ini.

Gubernur juga meminta agar pelestarian ini dilakukan berkelanjutan. Upaya ini akan dapat bertahan dan berkembang jika didukung oleh masyarakat luas dan menjadi bagian nyata dari kehidupan. Sultan prihatin kepentingan ekonomi dan kebutuhan lahan untuk berbagai aktivitas kehidupan masyarakat menyebabkan berbagai warisan budaya harus menjadi korban. “Karena itu atas nama Pemerintah Provinsi DIY memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak, terutama warga masyarakat yang telah mempunyai kesadaran dan komitmen untuk ikut melestarikan warisan budaya,” kata Sultan.

Asisten Fasilitas dan Investasi Sekretaris Daerah Suhartuti Sutopo menjelaskan pemberian penghargaan ini dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat agar tetap melestarikan benda cagar budaya secara lebih baik dan lebih luas. Benda cagar budaya bisa berupa bangunan irigasi, bangunan rumah, atau jembatan.

Pemberi penghargaan pelestari warisan budaya itu menurut Suhartuti Sutopo, dilakukan oleh tim dari pemerintah, Jogja Heritage Society, dan akademik. Para penerima penghargaan perorangan adalah Budi Laksono pemilik rumah bergaya indiesh di Jalan Jendral Sudirman,Yogyakarta; Kismo Sumarto pemilik rumah Joglo, di Gunung Kidul; Mariana Puji pemilik rumah bergaya indiesh di Jalan Bintaran Tengah Mergangsan, Yogyakarta; Sumino pemilik rumah Joglo di Ngagel, Karangmojo, Gunungkidul; Supardiwiyono pemilik rumah joglo di Gembang Ngloro, Saptosari Gunungkidul; Harjosoemarto pemilik rumah kampung di Jalan Bugisan 9 Wirobrajan, Yogyakarta.

Adapun penerima instansi atau kelompok adalah Pemerintah Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo yang melestarikan cagar budaya Jembatan Duwet, Gabungan Perhimpunan Petani Pemakai AIR di Sleman, pelestari cagar budaya selokan Van Der Wijck di Tirtosari, Mulyo Agung, Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A) Pijenan, pelestari Dam (Inteke) Kamijoro di Swendangsari, Pajangan Bantul, Pemerintah Desa Sendangsari, Pajangan, Bantul; pelestari cagar budaya Saluran Air Pabrik Gula Madukismo di Punden, Bantul. Pemerintah Desa Palbapang pelestari jenis cagar budaya tiang Listrik di Perempatan Palbapang, Bantul, dan PT.KAI Daop VI Yogyakarta untuk jembatan rel Pangukan di Jalan Pangukan Tridadi, Sleman.

Kepala Badan Pariwisata Yogyakarta, Tazbir mengatakan 14 cagar budaya ini berpotensi menjadi tempat wisata baru di Yogyakarta. “Ada cerita sejarah yang lengkap, menarik, dan harus dirawat,” kata Tazbir.

Mariana mengaku insentif pemerintah tak cukup untuk merawat rumahnya. Setelah gempa, katanya, rumahnya yang retak belum diperbaiki. “Karena tidak ada biayanya.” Meski begitu Mariana mengaku senang dengan penghargaan ini.

BERNARDA RURIT


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

51 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

26 Januari 2024

Makam Korban Pembantaian Rawagede Ditetapkan Jadi Cagar Budaya

Kompleks pemakaman korban tragedi pembantaian Rawagede ditetapan menjadi cagar budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya