Syeh Puji Diduga Ngumpet

Reporter

Editor

Selasa, 28 Oktober 2008 07:57 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang: Kepala Polres Kabupaten Semarang, Ajun Komisaris Besar Hafidz Yuhas, mengatakan keberadaan Pujiono Cahyo Widianto tidak jelas. Ketika dicari untuk diperiksa berkaitan dengan perkawinannya dengan bocah di bawah umur, pengusaha kaligrafi kuningan yang biasa dipanggil Syeh Puji diberitakan pergi ke Singapura.

Namun, kata Hafidz, penerbangan dari Bandar Udara Adi Sucipto Semarang dan Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta tidak ada penumpang asal Indonesia atas nama Pujiono Cahyo Widianto. Didatangi ke rumahnya juga, tidak ditemukan.

Syeh Puji pada Minggu (26/10) mengaku kepada wartawan melancong ke Singapura bersama dua istrinya, salah satunya Lutfiana Ulfa, 12 tahun, yang baru dikawini beberapa pekan lalu.

"Saya sudah mengecek tiket pesawat tujuan Singapura, nama Seyeh Puji tidak ada," katanya kepada Tempo, Selasa (28/10). Ia menduga, informasi kepergian Syeh Puji ke Singapura sekadar mengelabuhi dari upaya pemeriksaan polisi.

Menurut Hafidz, untuk mengantisipasi upaya pria 43 tahun itu kabur kepolisian memperispakan berbagai langkah. "Selain terus mencari posisi Syeh Puji, kami koordinasi dengan Imigrasi," ujarnya. "Kami segera memanggil secara resmi untuk dimintai keterangan."

Advertising
Advertising

Syeh Puji dicari Polisi Semarang karena perkawinannya dengan bocah jebolan SMP Negeri I Bawen diadukan sebuah lembaga swadaya masyarakat. Bos PT Sinar Lendoh Terang, yang pernah berzakat Rp 1,3 miliar secara langsung kepada ribuan warga miskin itu, dilaporkan melanggar sejumlah undang-undang.

Di antara peraturan yang ditabrak adalah tentang Undang-undang Perlindungan Anak dan Undang-undang tentang Ketenagakerjaan. Syeh Puji bisa dianggap mempekerjakan anak di bawah umur karena dalam sebuah kesempatan ia mengatakan, Lutfiana Ulafa, istri mudanya, diangkat menjadi General Manajer PT Sinar Lendoh Terang.

'Kami bisa menangkap atau memborgolnya. Tapi, setelah nanti ada bukti kuat bahwa yang bersangkuat melanggar undang-undang," ujar Hafidz.

Senin (27/10), Polres Kabupaten Semarang memeriksa sejumlah orang. Di antaranya Suroso, 35 tahun, ayah kandung Lutfiana Ulfa. Kemudian Kepala Sekolah SMP Negeri I Bawen Retno Kuncarani, staf Kantor Kecamatan Jambu Djoko Moeljono, dan Kepala Desa Randu Gading, Sustiarto.

Informasi yang beredar, Lutfiana Ulfa terpaksa keluar dari SMP Negeri 1 Bawen pada saat kelas 8 C atau kelas dua. Ia dibujuk untuk belajar di pesantren, yang dikelola oleh Syeh Puji. Selang beberapa bulan, berita Lutfiana bukan prestasi, tapi heboh menjadi istri kedua pria 43 tahun, pemilik pesantren.

Rofiuddin

Berita terkait

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

36 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

52 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

3 Maret 2024

Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya

Baca Selengkapnya

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

1 Maret 2024

Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

1 Maret 2024

Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

21 Februari 2024

KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.

Baca Selengkapnya

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

20 Februari 2024

FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.

Baca Selengkapnya

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

20 Februari 2024

Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.

Baca Selengkapnya

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.

Baca Selengkapnya