Dewan Pers akan Ajukan Judicial Review UU Pemilu

Reporter

Editor

Rabu, 27 Agustus 2008 17:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: - Dewan Pers akan mengajukan judicial review terkait Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Langkah ini dilakukan karena ada beberapa pasal dalam UU itu yang dinilai mengancam kebebasan pers. . "Kami masih membicarakan rencana ini," kata Anggota Dewan Pers Wikrama Iryans Abidin di Bandung, Rabu (27/8).

Menurut Wikrama, panitia khusus DPR yang menyusun UU politik ini tak mengerti persoalan pers dan media di Indonesia. Karenanya, dalam penyusunan UU itu, ada beberapa pasal yang yang tidak jelas dan bertentangan dengan UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Ia menduga, ada keinginan politik untuk membuat kebijakan yang represif sehingga mengancam kebebasan pers.


Wikrama menunjuk Pasal 98 butir 1 pada UU itu yang menyebutkan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran melakukan pengawasan atas pemberitaan dan iklan kampanye pemilu yang dilakukan oleh lembaga penyiaran atau oleh media massa cetak. Begitu pula butir (2) UU itu yang menyebutkan, 'Dalam hal terdapat bukti pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93, Pasal 94, Pasal 95, Komisi Penyiaran Indonesia atau Dewan Pers menjatuhkan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Menurut Wikrama, pasal ini bertentangan dengan UU Pers. Tugas Dewan Pers, kata Wikrama, melakukan mediasi antara pers dengan pihak yang merasa dirugikan, bukan menghukum pers. "Kata dibalas dengan kata, bukan dengan penjara," ujar Wikrama. Selain itu, Pasal 99 undang-undang ini menyebutkan jenis sanksi yang dapat diberikan kepada media massa mulai dari teguran tertulis hingga pencabutan izin penyelenggaraan penyiaran atau pencabutan izin penerbitan media massa cetak yang ada dalam butir f. "Izin penerbitan kan sudah tidak berlaku lagi sekarang," kata Wikrama.

Wikrama meminta pers dan masyarakat mewaspadai upaya pemberangusan kebebasan pers ini. Selain undang-undang pemilu, DPR juga sudah mengancam kebebasan pers dengan dua produk hukum lain yakni Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronika serta Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. "Jangan sampai ada kriminalisasi lagi terhadap pers," katanya.

Wikrama menuturkan, materi judicial review ini sedang dalam pembahasan. Rencananya, akan diajukan bersama sejumlah organisasi profesi jurnalis antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). "Akan kami ajukan dalam waktu dekat," ujar Wikrama. Bekas Ketua Pansus RUU Pemilu Ferry Mursidan Baldan mengatakan, pers tidak perlu khawatir dengan ancaman sanksi dalam pasal 99 ini. "Kalau pers merasa resah, abaikan saja pasal 99 ayat (1) butir f itu," ujar Ferry. Anggota Fraksi Partai Golkar DPR ini menyatakan tak berniat memberangus pers saat menyusun undang-undang ini. "Kami gunakan kata 'dapat' dalam pasal itu sebagai pilihan sanksi yang diterima media tapi tidak harus langsung mencabut izin penerbitan," ujarnya. Pengamat politik Yudi Latief mengatakan, kebebasan pers merupakan kebebasan positif yang harus dilindungi oleh negara. "Seharusnya kebebasan ini dilindungi pemerintah seperti first amandemen di Amerika," ujar Yudi. Anggota Komisi I DPR RI Dedy Djamaluddin Malik mengusulkan agar DPR merevisi undang-undang itu dan mencabut pasal yang merugikan kebebasan pers. Undang-undang itu, kata Dedy, merupakan produk hukum jadi sangat mungkin direvisi. "Kalau pun tidak direvisi, KPI dan KPU tidak usah menggunakan pasal itu," katanya. Rana Akbari Fitriawan

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

14 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

6 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

20 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

30 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

31 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

31 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya