TEMPO Interaktif, Solo:Jati diri Siti Fatimah sebagai pramugari pesawat Garuda yang jatuh di Klaten, ternyata diragukan. Hanya tiga pramugari dalam pesawat dengan nomor penerbangan GA-37 tersebut. Mereka semua selamat. “Tidak ada pramugari bernama Siti Fatimah,” ujar Novita Buya, pramugari pesawat Garuda yang tercebur di Sungai Bulukan itu. Menurut Novita kepada Tempo News Room di Solo, selain dirinya, dua pramugari Garuda lain bernama Santi Anggraini dan Vida. “Hanya tiga pramugari di pesawat. Tidak ada lainnya,” ujar Novita. Lantas, siapa Siti Fatimah itu? Ia tidak mau berkomentar lebih jauh. Novita yang terluka di bagian kepala juga meminta tidak diganggu karena masih sakit dan terpukul oleh peristiwa nahas itu. Perihal jati diri Siti Fatimah sebagai pramugari Garuda itu diungkap Kepala Polwil Surakarta Komisaris Besar Teuku S. Guliansyah kepada wartawan. Wanita muda yang malang itu, jelas Guliansyah, berasal dari Lombok. Sementara itu, pihak PT Garuda Indonesia Airways di Mataraam tidak bersedia menjelaskan. “Mohon ditanyakan kepada kantor pusat di Jakarta,” ujar seorang staf Garuda di Bandara Selaparang, Mataram. Dengan luka perban di kepala, Novita berkisah, dirinya terpelanting ke luar melalui pintu darurat pesawat. Itu terjadi ketika pesawat telah tercebur ke sungai. Beruntung ia tidak mengalami luka parah. Tapi, Novita tidak mau menjelaskan soal perintah seorang pramugari agar para penumpang melompat, seperti diungkap Reni Sukrawati, penumpang Garuda yang selamat. (Imron Rosyid/Arief Firmansyah)
Berita terkait
Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan
21 detik lalu
Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan
Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.