TEMPO Interaktif, Jakarta:Kejaksaan Agung belum mengetahui rencana mantan Menteri Sekretaris Negara Akbar Tandjung yang akan menunaikan ibadah haji pertengahan Februari 2002. "Kalau tidak dicekal dia bisa berangkat," kata Kapuspenkum Kejaksaan Agung Muljohardjo kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (17/1) siang. Sebelumnya, Akbar membenarkan rencana dia untuk menunaikan ibadah haji. "Ya saya mau berangkat haji sekitar tanggal 14 Februari. Berangkat paling belakang pulang paling cepat. Di sana sekitar 10 hari," Akbar Tanjung mengungkapkan kepada Koran Tempo, Rabu lalu. Secara resmi, rencana Akbar itu belum diketahui Kejaksaan Agung. Muljohardjo sendiri mengaku belum menerima pemberitahuan dari pihak Akbar yang berstatus sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyelewengan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. "Ya nantikan pasti ada aturan surat menyuratnya. Sudah jelas, kalau sebagai tersangka kan dia akan meberitahukan," ujar Muljohardjo. Menyinggung rencana pemeriksaan yang akan terhambat akibat kepergian Akbar itu, Muljohardjo menyatakan hal ini akan dibicarakan terlebih dahulu dengan tim penyidik. "Begini saja ya. Pokoknya kalau betul itu (Akbar pergi haji), itu perlu diantisipasi," dia menambahkan. Apakah Akbar dizinkan untuk pergi haji atau tidak, sepenuhnya menjadi keputusan tim penyidik. "Jadi begini, sementara ini saya kan belum tahu jadwal pemeriksaan (Akbar Tanjung). Minggu depan baru ada pemeriksaan sepuluh orang saksi. Kalau seandainya mau naik haji, itu akan saya sampaikan kepada tim penyidik. Apakah pemeriksaan akan dipercepat atau bagaimana, ya itu nanti penyidik yang mempunyai keputusan," jelas dia. (Suseno - Tempo News Room/AM Fikri)