TEMPO Interaktif, BANDUNG:Para aktivis Serikat Petani Pasundan dan Konsorsium Pembaharuan Agraria meminta polisi memeriksa karyawan Perhutani di Kabupaten Ciamis. Mereka menduga, banyak oknum petugas Perhutani ikut menjual kayu dari Ciamis. Kami mendukung polisi berpatroli di kawasan Perhutani. Tapi mohon, jangan warga yang jadi kambing hitam kata Imam Bambang, Deputi Serikat Petani Pasundan Ciamis di Bandung, Selasa (17/6). Sejak Sabtu 14 Juni lalu, sekurangnya 300 personil Kepolisian Daerah Jawa Barat mengelar operasi ke areal Hutan Cigugur, Kecamatan CIgugur, Kabupaten Ciamis. Operasi itu untuk memburu pelaku pembalakan yang marak terjadi di kawasan tersebut. Patroli polisi itu dilakukan bersama petugas Perhutani. Patroli umumnya dilakukan malam hari, saat para pembalak itu melakukan aksinya di Hutan Cigugur. Menurut Imam, sekitar 600 hektare hutan di kawasan itu habis terbabat. Ia mempertanyakan, sejauhmana pengawasan Perhutani dalam hal ini, Bagaimana mungkin Perhutani tidak tahu soal pembabatan hutan di lahan seluas itu? ujar Imam. Dihubungi terpisah, juru bicara Perhutani Unit III Jawa Barat Banten Ronald mengatakan tengah menggelar operasi di Ciamis untuk menanggulangi penebangan hutan ilegal. Aparat yang diturunkan sebanyak 630 orang gabungan polisi dengan aparat Perhutani, ujarnya. Ronald tidak menampik kemungkinan adanya keterlibatan petugas Perhutani. Pihaknya, kata dia, akan mendukung penegakan hukum termasuk kepada orang Perhutani sendiri. Kalau memang ada orang Perhutani yang terlibat, kami tangkap sekalian, katanya.Rana Akbari Fitriawan