TEMPO Interaktif, Semarang:Ketua Umum Parade Nusantara (Persatuan Kepala Desa dan Perangkat Desa Nusantara) Sudir Santoso mengancam tidak akan mau ikut campur dalam urusan pembagian bantuan tunai langsung.Ancaman kepala desa ini akan dilakukan jika pada pembagian BLT 2008 ini ada salah satu anggota Parade Nusantara yang mengalami kekerasan atau penganiayaan dari warganya pada saat pembagian BLT.Untuk BLT tahap awal ini, kepala desa masih mau ikut campur dalam urusan BLT. "Namun, jika nanti ada salah satu anggota yang kena getahnya, maka seluruh kepala desa secara serentak tidak akan mau cawe-cawe (ikut campur) urusan BLT," kata mantan Kepala Desa Gedong Winong, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, itu saat dihubungi Tempo hari ini.Sudir mengatakan saat ini kepala desa tidak menolak program BLT. Menurutnya, jika menolak, maka kepala desa bisa dikambinghitamkan oleh pemerintah pusat. "Pemerintah bisa menyatakan ini loh kepala desa ternyata tidak mau rakyatnya diberi bantuan," ujarnya. Padahal, kata Sudir, pada BLT tahun lalu banyak sekali kepala desa yang menjadi korban atas program BLT.Dari 62.828 kepala desa se-Indonesia, sebanyak tujuh persen di antaranya menjadi korban dalam pelaksanaan BLT 2005 lalu. Mereka mendapatkan kekerasan, rumah dibakar, dianiaya, dijotos, hingga ada kepala desa yang tewas.Sudir mengatakan sejak awal pemerintah memang tidak melibatkan kepala desa untuk mensukseskan program ini. "Ibaratnya, pemerintah melempar bola panas kepada kepala desa," kata Sudir.Selain itu, pemerintah tidak pernah mendengarkan masukan dan kritikan yang disuarakan kepala desa untuk memperbaiki program ini.Rofiuddin