TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 1500 massa mahasiswa dan juga elemen masyarakat Sabtu (18/1) sore ini, sekitarPukul 18.00 wib, bersiap untuk meninggalkan Istana Merdeka. Mereka memutuskan untuk mengakhiri aksi konvoi yang telah dilakukan sejak tengah hari tadi. Sudah cukuplah, kita akan bersiap evakuasi, kata koordinator lapangan aksi, Firman, yang dihubungi melalui telepon selulernya. Aksi konvoi sendiri dimulai dari Kampus UI Salemba. Saat itu massa seluruhnya merupakan mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI. Rute yang telah ditetapkan adalah menuju Kwitang, Tugu Tani, Balai kota, Bundaran HI, Kediaman dinas Presiden Megawati di Jalan Teuku Umar, dan terakhir Istana Merdeka. Ketika sampai di Balaikota, massa mahasiswa sempat melakukan orasi. Demikian pula ketika sampai di Bundaran HI. Di lokasi yang terakhir itu, massa BEM UI bergabung dengan ratusan massa lainnya yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Dengan mengusung tuntutan yang sama dengan aksi-aksinya terdahulu, yakni turunkan harga BBM, TDL, tarif telepon, serta duet pemerintahan Megawati-Hamzah, massa mahasiswa tidak dapat mendekati kediaman Presiden di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Massa hanya sampai di bundaran air mancur, sekitar 100 m dari rumah dinas itu ke arah Taman Suropati. Massa sempat terlibat aksi dorong mendorong dengan sekitar 100 aparat kepolisian yang memblokade jalan di tempat itu. Mengenai tuntutannya agar Presiden dan Wakil Presiden turun takhta, Firman menegaskan bahwa hal itu lebih dikarenakan kebijakan yang tidak tegas yang telah diterapkan bagi rakyat kecil. Pemerintah sudah tidak efektif lagi. Pemerintah tidak mempu menurunkan berbagai kenaikan harga dan tarif, teriak dia melalui telepon selulernya, Sudah tidak ada tawar menawar lagi, kami menuntut deligitimasi Mega-Hamzah! Wuragil --- TNR
Berita terkait
Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar
12 detik lalu
Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar
Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.