72,5 Juta Warga Indonesia Bersanitasi Buruk

Reporter

Editor

Jumat, 14 Maret 2008 19:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Duta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Millenium Development Goals (MDGs) Erna Witoelar mengatakan ada sedikitnya 72,5 juta masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses sanitasi yang layak. Erna mengatakan itu mengutip laporan yang dibuat MDG pada 207."Ada 30,7 persen masyarakat hidup dengan sanitasi buruk dan membuang tinja di luar rumah," kata dia dalam Panel Diskusi Air dan sanitasi di Indonesia di Mercantile Athletic Club, World Trade Centre, Jakarta, Jumat (14/3).Erna mengatakan angka itu berdasar kriteria yang minimal, "Asal terlihat mempunyai sanitasi," kata dia. Namun, bila kriteria tersebut diperketat, menyangkut standar ideal sebuah sanitasi, "Angkanya bisa mencapai 100 juta."Menurut Erna, untuk mengubah situasi tersebut tidak saja dibutuhkan perubahan perilaku masyarakat tapi juga pendanaan. Berdasarkan pencapaian MDGs untuk standar layak sanitasi, katanya, Indonesia tertinggal oleh Vietnam, baik itu di perkotaan maupun di desa. Berdasar laporan yang sama, diketahui pula masih terdapat ketimpangan antara warga di perkotaan dan mereka yang hidup di desa. “Sekitar 40 persen masyarakat pedesaan tidak memperoleh sanitasi yang layak. Adapun di kota sebesar 18,2 persen.” Menanggapi angka tersebut, Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Budi Yuwono mengatakan sekitar 40 juta penduduk yang benar-benar sama sekali tidak punya fasilitas sanitasi. "Angka 40 juta itu yang akan menjadi target kita, "kata dia dalam kesempatan yang sama. Menurut Budi, pengadaan sanitasi tersebut nantinya bersifat komunal. "Berbasis masyarakat," katanya. Budi mengatakan Departemen Pekerjaan Umum tidak akan membuat sanitasi dalam skala besar, tapi yang skalanya komunal. Adapun Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan I Nyoman Kandun mengatakan akan membangun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat di 5.000 desa. Target itu mencakup desa-desa di 15 provinsi dan 110 kabupaten. Dengan cara itu, kata Nyoman Kandun, Departemen Kesehatan mendorong kemandirian masyarakat untuk pengadaan sanitasi tersebut. "20 persen (biaya) dari masyarakat," kata dia. Dari porsi biaya itu, 4 persennya berupa uang tunai, dan selebihnya adalah sumber daya masyarakat setempat. Untuk mencapai target MDGs pada 2015, kata dia, diperlukan peningkatan akses bagi 3,7 juta orang per tahun. Untuk itu dibutuhkan setidaknya 600 juta dolar AS per tahun. Sedangkan investasi yang tersedia saat ini hanya 27 juta dolar. Dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Tjatur Sapto Edi mengatakan pemerintah dan parlemen tidak mempunyai kepedulian terhadap masalah sanitasi ini. "Sanitasi hanya dianggap bagian dari infrastruktur," kata dia. Iqbal Muhtarom

Berita terkait

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

21 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

7 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

12 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

14 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

29 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Anggaran Rp 496,8 Triliun untuk Perlinsos Sudah Disetujui DPR

Muhadjir Effendy menyebut program perlinsos ditujukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

29 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

39 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Produksi Kakao Berkelanjutan dan Pengentasan Kemiskinan di Gorontalo

Bantuan Jepang ini, diharapkan bisa menaikkan pendapatan petani berskala kecil dan mengentaskan kemiskinan di Provinsi Gorontalo

Baca Selengkapnya

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

59 hari lalu

Kenaikan Harga Pangan dan Gaji Tak Seimbang, Ekonom Sebut Bisa Tambah Angka Kemiskinan

Pemerintah mesti membuat kebijakan yang bisa mengendalikan harga pangan karena bisa menambah jumlah kemiskinan baru.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

59 hari lalu

Prabowo Sangat Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen: Within Three, Four, Five Years..

Calon Presiden nomor urut dua Prabowo Subianto kembali menyatakan optimismenya mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

1 Maret 2024

Putin Usulkan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya di Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan akan menerapkan pajak lebih tinggi bagi orang kaya di negaranya.

Baca Selengkapnya