TEMPO Interaktif, Situbondo:Para nelayan di pesisir Situbondo sejak kemarin siang hingga kini masih takut melaut. Pasalnya, angin kencang disertai hujan deras dan ombak tinggi, masih kerap terjadi.Informasi yang dihimpun Tempo menyebutkan, naiknya gelombang laut hingga 3 meter di perairan Laut Jawa menyebabkan air laut menggenangi kawasan pemukiman penduduk dan merusak beberapa rumah dan warung, serta memaksa para nelayan untuk berhenti mencari ikan seperti biasa.Selain berhenti melaut, para nelayan dan warga di pesisir pantai Besuki, Mlandingan, Pasir Putih, Bungatan, Panarukan dan pantai Kalbut juga mengaku khawatir air laut akan terus meninggi dan menghantam rumah-rumah mereka."Memang sejak tadi malam sampai hari ini gelombang di Laut Situbondo terus tinggi. Sejak pukul 23.00 tadi malam sampai siang ini cuaca masih mendung, hujan dan angin, terpaksa prei (libur) dulu, tidak mencari ikan," tutur Ahmad Fauzi (38), salah seorang nelayan pesisir Desa Demung, Kecamatan Besuki.Rasa takut dan was-was juga dirasakan para nelayan di kawasan pesisir pantai Panarukan. Mereka mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan cuaca yang tidak menentu itu. "Kemarin siang ada 4 perahu yang hampir tidak bisa pulang karena diterjang angin kencang dan hujan deras di tengah laut. Mereka terseret ombak sampai di wilayah Asembagus (sekitar 45 kilometer arah timur Panarukan)," tutur Tohari (40), salah seorang nelayan Panarukan-Situbondo.Pihak Stasiun Pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang berkantor di Kabupaten Banyuwangi telah mengumumkan peringatan kepada warga di sepanjang pesisir Situbondo, Banyuwangi hingga Jember agar lebih meningkatkan kewaspadaan.Mahbub Djunaidy
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
11 hari lalu
Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.