TEMPO Interaktif, Bandung:Isu pengelolaan sampah di Bandung akan menjadi salah satu agenda pembahasan pada pertemuan para aktivis lingkungan di Bali, 3 10 Desember mendatang. Fokus pembahasan pada pembangkit listrik tenaga sampah di Rancasari dan pengelolaan sampah di Leuwigajah, kata Sekretaris Wahana Lingkungan Hidup Jawa Barat (Walhi Jabar) Afifi Rahmat di Bandung, Kamis (29/11). Menurut Afifi, dalam Civil Society Forum bertema Million Faces, One Message: Climate Justice di Nusa Dua Bali itu, akan hadir empat warga Cempaka Arum, Kota Bandung dan dua warga Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Mereka akan memaparkan kondisi pengolahan sampah di dua tempat itu, ujar Afifi. Sampai saat ini, kata dia, warga Cempaka Arum tetap menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah yang dikenal dengan istilah PLTSa. Cempaka Arum terletak tidak jauh dari lokasi pembangunan PLTSa di Rancasari itu. Pembangunan ini akan mencemari lingkungan, ujarnya. Sedangkan menurut Ketua Paguyuban Wargi Peduli Lingkungan Batujajar Widyo Utomo, dua orang perwakilan warga Batujajar akan memaparkan proses pengolahan sampah di Leuwigajah. Mulai dari peristiwa longsornya sampah di tempat itu, hingga dampak pengelolaan sampah terhadap pemanasan global, ujar Widyo kepada Tempo. Widyo menambahkan, Batujajar merupakan salah satu kawasan yang terkena dampak langsung tempat pembuangan sampah di Leuwigajah. Leuwigajah itu toiletnya, Batujajar itu septic tank-nya, kata Widyo. Menurut Widyo, sekitar dua ribu warga menolak dibangunnya kembali Leuwigajah sebagai tempat pengelolaan sampah. Mereka bermukim di RW 08, 09, 10, dan 12 yang masuk ke Kampung Cibungur, katanya. Rana Akbari Fitriawan