TEMPO Interaktif, Cirebon:Tunggakan pembayaran beras raskin untuk Kabupaten Cirebon pada bulan Oktober lalu mencapai Rp 100 juta lebih. Akibatnya, lebih dari 100 ribu kilogram beras raskin pada bulan November ini terancam hangus dan akan dikembalikan ke cadangan beras nasional.Kepala Sub Divre Bulog Cirebon, Slamet Subagyo, saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa pihak Bulog belum bisa mengeluarkan jatah 100 kilogram lebih beras raskin pada November mengingat masih adanya tunggakan pada Oktober lalu. "Tunggakannya mencapai Rp 100 juta lebih", tuturnya.Jika hingga pukul 10.00 WIB besok (30/11) Rp 100 juta tersebut belum lunas, maka dipastikan 100 ribu kilogram jatah raskin akan hangus dan dimasukkan kembali ke cadangan beras nasional.Saat ditanyakan kemungkinan penyebab tunggakan pembayaran beras raskin, Bagyo mengungkapkan kemungkinan karena kenakalan dari pihak desa. "Biasanya masyarakat akan membayar beras raskin yang mereka terima secara tunai ke pihak desa," tuturnya. Namun ternyata pihak desa tidak langsung membayarkannya ke Bulog.Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Cirebon, M Sofyan, saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya siap untuk membayarkan tunggakan raskin tersebut. "Insya Allah besok sebelum pukul 10.00 WIB akan kami bayarkan tunggakan raskin itu," tuturnya. Namun Sofyan mengaku saat ini uang pembayaran beras raskin itu masih ada di pihak desa, sehingga mereka masih harus menagih terlebih dahulu ke setiap desa yang menunggak pembayaran pihak raskin.Sofyan mengatakan tunggakan raskin paling besar terjadi di Kecamatan Losari sebesar Rp 25,9 juta, Kecamatan Kapetakan sebesar Rp 20,6 juta dan Kecamatan Astanajapura sebesar Rp 19,8 juta. Kabupaten Cirebon sendiri mendapatkan jatah pagu raskin tahun 2007 ini sebesar 19.213.809 kilogram untuk 174.872 RTM (Rumah Tangga Miskin). Bulan November sendiri merupakan bulan terakhir setiap RTM mendapatkan jatah beras raskin.Ivansyah