TEMPO Interaktif, Jakarta:Setelah berhasil mengintip hilal dengan teropong digital untuk mengawali Ramadhan kali ini, Menteri Komunikasi dan Informatika M. Nuh berencana menambah teropong tersebut. Rencananya teropong tersebut akan ditempatkan di Nusa Tenggara Timur dan Papua.“Nanti tambah dua lagi, sehingga semua dapat melihat dari ujung Aceh hingga Papua,” ujar M. Nuh, usai buka bersama para tokoh dan organisasi pers dan penyiaran di kantornya, Kamis (20/9). Beberapa waktu lalu Departemen Komunikasi dan Informatika ikut andil untuk melihat munculnya hilal sebagai awal ramadhan. Teropong digital tersebut ditempatkan di enam titik tempat pemantauan di Aceh, Makasar, Semarang, Gresik, Bandung, Jakarta. Alat tersebut membantu melihat hilal, kemudian ditransfer lewat jaringan dan dipancarluaskan melalui televisi. Selain itu, hasil pengamatan munculnya hilal bisa diamati dari detik ke detik, sekaligus direkam oleh masyarakat. Menurut Nuh, alat tersebut mempunyai akurasi yang tinggi sehingga gangguan cuaca bisa direduksi. Alat ini diharapkan bisa membantu para ahli ru'yah dan hisab untuk mencari titik kesamaannya. Dengan teknologi ini, Nuh berharap bisa membantu Departemen Agama menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan akurasi yang lebih baik, ia berharap perbedaan penentuan waktu ibadah dan Lebaran antara kelompok-kelompok umat Islam di Indonesia bisa dikurangi.“Karena selama ini yang lihat hanya para ahli hisab atau ru'yah. Nah, sekarang masyarakat dapat lihat semua. Jadi mereka tahu juga dengan melihat sendiri hilal,” ujarnya. Menurut Nuh, saat ini pihaknya sedang mengumpulkan informasi untuk membeli alat yang berharga Rp 60 jutaan per unit ini. Selain itu, ada tim yang sedang melakukan survei untuk menempatkan alat tersebut. “Kami akan cari tempat yang tidak terganggu pemandangannya, sehingga mudah untuk melakukan pemantauan.” Nuh mengharapkan alat tersebut bisa segera dibeli, sehingga dapat membantu saat menentukan awal Syawal mendatang. Menurutnya, alat ini juga bisa dipakai berulang kali untuk menentukan awal dan akhir bulan, tak hanya saat penentuan Ramadhan saja. Dian Yuliastuti/Purborini