TEMPO Interaktif, Kupang:Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Kristo Blasien mendesak pemerintah daerah segera melakukan intervensi air bersih bagi satu juta penduduk yang mengalami ancaman krisis air. Intervensi ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan dana darurat (dana tak tersangka) yang ada di rekening pemerintah daerah. Desakan ini disampaikan Kristo menyusul meluasnya wabah diare di Timor Tengah Utara, Kupang, dan Manggarai dalam sebulan terakhir. Jumlah penderita diare telah melebihi angka 300 orang. "Dana yang jumlahnya mencapai Rp 11 miliar itu sebaiknya dipakai untuk membeli air bersih dan disalurkan kepada masyarakat, kata Kristo. Dia khawatir ancaman krisis air bersih ini akan mengarah pada bencana yang lebih serius. Apalagi baru pertengahan tahun sudah ratusan balita yang menderita diare karena mengkonsumsi air kotor.Asisten Kesejahteraan Sosial Setda NTT Benny Noenboey mengatakan, dana tak terduga hanya bisa dimanfaatkan apabila terjadi bencana alam atau untuk membiayai kegiatan pemerintah yang bersifat mendesak. "Masalah krisis air bersih belum dikategorikan sebagai bencana sehingga penanganannya tidak dapat menggunakan dana itu," ujarnya. Dari Kabupaten Timor Tengah Utara dilaporkan, penderita diare sudah memakan korban 48 balita. Mereka saat ini menjalani perawatan intensif. "Jumlahnya terus bertambah. Karena ruangan rawat inap terbatas maka ada balita yang harus dirawat di luar ruangan," kata Direktur RSUD Kefamenanu, Hartono. Total balita yang menderita diare didaerah itu telah mencapai 155 orang. Jems de Fortuna
Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.