Menjelang Idul Kurban, Pemerintah Bima Isolasi Kawasan Antraks

Reporter

Editor

Selasa, 15 Juli 2003 16:45 WIB

TEMPO Interaktif, Mataram:Menjelang Hari Raya Idul Kurban, Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, melakukan proteksi terhadap hewan ternak. Langkah ini diambil karena adanya wabah antraks di Dusun Lare'u, Desa Doridungga, Kecamatan Donggo, yang menewaskan sembilan orang dan tujuh orang lainnya masih sakit. Proteksi hewan ternak keluar masuk, terutama dari Kecamatan Donggo, terus ditingkatkan. Selain itu, Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Bima juga memberi suntikan antibiotik terhadap sedikitnya 200 ternak di Desa Doridungga, pusat ditemukan bakteri antraks (Basillius antraksis), 4 Januari lalu. Bahkan, pemerintah daerah juga memasang papan nama bertuliskan Bahaya Antraks di Kecamatan Donggo. Papan nama itu dipasang di perbatasan antara Kecamatan Donggo dengan Kecamatan Bolo, Bima. Menurut Kepala Dinas Peternakan Bima, Indra Jaya, menjelang Idul Kurban yang jatuh pada Rabu (13/2) mendatang, pihaknya sudah melakukan antisipasi. Misalnya, meminta warga lapor ke pos kesehatan hewan terdekat untuk memeriksa hewan ternaknya jika akan disembelih, termasuk minta masyarakat memeriksakan daging hewannya ke pos terdekat. Untuk konsultasi ini, tidak dipungut bayaran alias gratis. "Kita intensif turun ke lapangan pascakasus antraks ini," kata Indra di Mataram, Kamis (16/1) siang. Menurut Indra, untuk menanggulangi kasus antraks ini pihaknya sudah menyediakan sedikitnya 50 ribu vaksin antraks yang akan disebarkan ke beberapa daerah di Bima. Namun, kata dia, jumlah vaksinnya terbatas jika melihat populasi hewan ternak di Bima. Menurut data Dinas Peternakan, ada sekitar 200 ribu hewan ternak, mulai sapi, kerbau, kambing, dan kuda. Menanggapi suara dari luar bahwa daging ternak di Bima diisolasi karena kadar antraksnya, Indra tidak setuju pendapat itu. Alasannya, jumlah populasi yang terjangkit antraks hanya sekian persen. "Siapa bilang itu, itu namanya menyamaratakan semua. Jangan dong seperti itu," ujar Indra yang datang ke Mataram dengan misi meluruskan informasi soal kasus antraks di daerahnya. Kasus antraks di Bima memang mendapat sorotan dari berbagai pihak. Gubernur Nusa Tenggara Barat Harun Al Rasyid dalam pidatonya di rapat paripurna DPRD, meminta agar pejabat yang datang ke Bima hati-hati jika makan daging, baik daging kambing ataupun sapi. "Lebih baik daging ikan saja," ujarnya, Rabu (15/1) siang. Kendati setengah berkelakar, pernyataan gubernur ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah setempat. (N. Arif Miko-Tempo News Room)

Berita terkait

Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

14 detik lalu

Projo Banten Dorong Program Calon Kepala Daerah Searah dengan Program Prabowo-Gibran

Projo Banten berharap program-program Prabowo-Gibran dapat berjalan dan searah dengan program kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

14 detik lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Pembaca Nominasi Baeksang Arts Awards 2024: Song Hye Kyo hingga Lee Junho

32 detik lalu

Pembaca Nominasi Baeksang Arts Awards 2024: Song Hye Kyo hingga Lee Junho

Deretan bintang Korea Selatan ternama yang akan menjadi pembaca nominasi dan pemenang Baeksang Arts Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

10 menit lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

13 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

20 menit lalu

Sidang Sengketa Pileg, Hakim Arief Hidayat Bingung Tanda Tangan Surya Paloh Beda

Hakim MK Arief Hidayat menyinggung tanda tangan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang berbeda di suratarie kuasa dan KTP.

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

27 menit lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

27 menit lalu

Kontraktor Diduga Bawa Kabur Uang Rp 9,75 Miliar Dana Pembangunan Masjid di Cakung Jaktim

Pembangunan Masjid Albarkah di Cakung, Jakarta Timur mangkrak setelah uang pembangunan diduga dibawa kabur kontraktor.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

29 menit lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, Bukti Pemerintah Gagal Undang Wisatawan Asing?

Keputusan Kemehub menurunkan status 17 bandara internasional menjadi bandara domestik dinilai sebagai langkah yang tepat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

30 menit lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya